GridStar.ID - Nama ibu Wati menjadi viral di media sosial beberapa waktu lalu karena tudingan yang disampaikannya pada tetangga yang ada di sekitarnya.
Ia menyebarkan kabar hoaks bahwa tetangganya menjadi kaya karena memelihara babi ngepet.
Isu tersebut menggemparkan warga yang ada di Kabupaten Bogor Jawa Barat, yang menjadi tempat tinggal dari ibu Wati.
Baca Juga: Selama Ini Penyebabnya Jadi Misteri, China Klaim Pandemi Covid-19 Berasal dari Kepala Babi Impor
Dalam video yang viral, Ibu Wati sempat mengungkapkan kesaksiannya terkait dengan kejadian itu.
"Saya udah lewat rumahnya, udah saya lempar jimat biar ketahuan. Dia ini rumahnya dekat sama teman saya. Jadi teman saya yang ngelaporin ke saya, sebelum kejadian ini," kata Wati dalam video.
Setelah ramai jadi perbincangan, Ibu Wati sempat memberikan klarifikasi dan menolak bahwa dirinya telah melakukan fitnah.
"Buat semuanya yang ada di grup manapun. Saya cuma mau bilang, tuduhan dan ucapan kalian di bulan suci Ramadhan ini, buat saya terima kasih banyak," tegas Ibu Wati.
Ia juga menegaskan bahwa kejadian itu tidak ada kaitannya dengan isu babi ngepet yang terjadi di Depok sebelumnya.
"Saya mau tegasin, kalau saya tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan yang namanya bagong atau babi ngepet yang ada di kampung Bedahan.
Jadi bukan saya, keluarga saya apalagi suami saya, yang bersangkut paut dengan bagong itu," tegasnya.
Ibu Wati kemudian menyampaikan kembali mengunggah video yang menyampaikan permintaan maafnya.
"Assalamualaikum wr wb, buat warga Kampung Baru Ragajaya, pokoknya buat semua warga Kampung Baru yang saya tidak sebutkan satu per satu karena saya tidak apal," kata Ibu Wati.
"Saya di sini hanya merantau dan ngontrak, saya mau minta maaf atas video tadi yang saya ucapkan, seribu minta maaf dari ujung kaki sampai ujung kepala saya bener-bener minta maaf,"
"Sekali lagi saya minta maaf, itu adalah kesalahan dari air ludah saya atau lidah saya, saya mohon maaf sebesar-besarnya kalau memang ini menyakitkan warga Kampung Baru atau Ragajaya ya, saya terima kasih dan meminta maaf," sambung Ibu Wati.
Akibat kejadian tersebut, warga yang tinggal di sekitarnya pun meminta ibu Wati pergi dari kontrakan yang telah ditinggalinya.
Pengusiran ini pun dilakukan warga setelah melakukan musyawarah bersama.
"Dari musyawarah lingkungan itu, warga meminta Ibu Wati pergi dari kampung sini, cuma itu saja," ucap warga setempat dikutip dari Tribunnews.com pada Jumat (30/04).
Kini Ibu Wati yang sudah tinggal di rumah tersebut selama satu tahun telah pergi dan ikut bersama sang suami.
"Pergi dari rumah sekitar pukul 16.00 WIB. Sudah tidak ada di sini, karena ini permintaan warga, jadi dia pergi ikut suaminya,"
"Tinggal di rumah mertua suaminya di daerah Desa Naggerang," ujarsalah seorang warga.(*)