Di kawasan ini, pengguna internet perempuan menyebutkan bahwa mereka menghabiskan rata-rata 5,5 jam sehari untuk online, dengan 85 persennya menggunakan ponsel untuk mengakses internet.
Marketing Director Google Indonesia Veronica Utami mengatakan ada peluang untuk menggunakan pelatihan online sebagai cara memenuhi keinginan belajar keterampilan tambahan dan mendukung kesuksesan pewirausaha perempuan.
"Setelah acara pelatihan dan berjejaring harus lebih banyak dilakukan secara online akibat Covid-19, kita memiliki kesempatan bagus untuk memanfaatkan sikap terbuka mereka terhadap pelatihan online," tutur Veronica saat jumpa pers virtual, Kamis (26/11).
Walau angka partisipasi perempuan dalam bidang kewirausahaan di Indonesia adalah yang tertinggi di Asia Tenggara, perempuan masih dianggap seharusnya berfokus untuk mengurus rumah tangga, dengan rendahnya penerimaan secara budaya terhadap ibu yang bekerja purnawaktu.
Perempuan lebih mungkin daripada laki-laki untuk bisa menerima hal tersebut, 52 persen perempuan percaya bahwa perempuan seharusnya boleh bekerja purna waktu setelah menjadi ibu, sementara laki-laki yang setuju hanyalah 41 persen.
Tanggung jawab untuk mengasuh anak masih diberikan kepada perempuan tetapi jumlah perempuan yang merasa bahwa tugas itu hanya tanggung jawab mereka saja telah turun menjadi 60 persen, dari 80 persen pada 2017.
Laki-laki telah menunjukkan perkembangan, dengan 21 persen dari mereka memikul tanggung jawab pengasuhan anak, dibanding 6 persen pada 2017.
"Ketimpangan terlihat lebih jelas dalam hal pekerjaan rumah tangga, dengan 67 persen perempuan berkata mereka memikul tanggung jawab utama, sementara hanya ada 24 persen laki-laki yang mengatakan pekerjaan rumah tangga adalah tanggung jawab mereka," ungkap Veronica.
Perempuan menghabiskan 3,1 jam per hari untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, dibandingkan 2,5 jam untuk laki-laki. Dengan kata lain, ada selisih sebesar 24 persen.