Kompleks itu dibangun untuk menggelar Conference of the New Emerging Force (Conefo), dan bangunannya harus bisa menandingi gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.
Semula atap akan berbentuk kubah murni. Tapi Sutami selaku ahli struktur bangunan mengingatkan hal itu akan memunculkan masalah serius.
Sebab, hal ini menyangkut pemerataan penyaluran beban gaya vertikal ke tiang-tiang penopang kubah.
Sutami kemudian membuat sketsa dan perhitungan teknisnya.
Dia menjamin kubah semacam itu bisa dikerjakan.
Sebab, desain tersebut tak berbeda dengan prinsip struktur kantilever pada pesawat tebang.
Ir Sutami juga menjadi pimpinan pusat proyek pembangunan Jembatan Ampera di Sungai Musi, yang kini menjadi kebanggan masyarakat Sumatera Selatan.
Ir Sutami menginggal dunia 13 November 1980 pada umur 52 tahun karena sakit liver.
Baca Juga: Kemenag: Lebaran 2020, Salat Id di Rumah dengan Keluarga Inti