Hanya saja untuk sembako dalam bentuk kebutuhan sehari-hari, sementara bantuan langsung tunai dalam bentuk uang.
Untuk bantuan langsung tunai akan diberikan kepada masyarakat yang berdomisili di luar Jabodetabek.
Bantuan tersebut diberikan guna membantu masyarakat menjalankan keseharian akibat terdampak virus corona.
Namun, secara mengejutkan sejumlah kepala desa justru tidak mau menyalurkan program bantuan tunai tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh Bupati Garut, Rudy Gunawan kepada Kompas.com.
Pasalnya pembagian bantuan langsung tunai tersebut dianggap akan menuai konflik antar masyarakat.
“BLT yang Rp 600.000 itu, juga akan jadi konflik," ungkap Rudy kepada Kompas.com, Jumat (17/04).
Ia mengakui sejumlah kepala desa sudah menyatakan ketidaksediaannya untuk menyalurkan bantuan tersebut
"Beberapa desa sudah menyatakan tidak mau menyalurkan BLT karena dananya tidak cukup. Kalau dikasih pasti terjadi konflik di daerah,” lanjutnya.