GridStar.id -Jelang ramadan biasanya orang-orang akan berziarah kubur.
Ziarah kubur sendiri merupakan kegiatan mendatangi makam, membersihkan makam orang yang kita sayang, dan mendoakannya.
Awalnya, kegiatan ini diharamkan, lalu dibatalkan (manshukh) oleh Nabi Muhammad SAW. Kini, ziarah kubuh menjadi suatu anjuran yang disunnahkan untuk dilakukan.
Ziarah kubur mempunyai keutamaan, yakni meningkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Ziarah kubur bisa mengingatkan kita pada kematian dan mengingatkan kita terhadap akhirat.
Ziarah kubur ini biasa dilakukan jelang ramadan dan kegiatan tersebut memiliki adab tertentu yang harus kita lakukan.
Adapun adab berziarah dalam kubur sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW seperti yang dikutip dari Nahdlatul Ulama (NU) adalah sebagai berikut:
1. Mengucapkan salam
Apabila kita telah masuk ke area makam, maka ucapkanlah salam. Begini ucapan salamnya:
"Assalamu alaika dara qaumi mu’minin, wa inna insya Allahu bikum lahiqun".
Artinya:
Baca Juga: Sambut Ramadan 2023, Ini Tips Hemat Belanja Bahan Pokok Untuk Puasa
Semoga kesalamatan tertuju pada engkau wahai rumah perkumpulan orang-orang mukmin, sesungguhnya kami, jika Allah menghendaki akan menyusul kalian.
Lalu, ketika kita sampai di kuburan seseorang yang kita kenal atau yang ingin didatangkan, maka ucapkan salam padanya dan datangilah dari arah wajah (atas nisan).
Hal ini dikarenakan menziarahi kuburannya sama seperti berbicara dengannya sewaktu hidup.
2. Membaca doa
Lalu, kemudian kita mendoakan orang yang berada dalam kubur. Sebab, doa dan zikir-zikir yang dibacakan oleh peziarah dengan niat pahalanya ditujukan pada orang yang telah meninggal, menurut kesepakatan para ulama pasti sampai pada orang meninggal yang didoakan tersebut.
Berikut penjelasannya dalam kitab Al-Adzkar
قال النووي في الأذكار أجمع العلماء على أن الدعاء للأموات ينفعهم ويصلهم ثوابه اه روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال ما الميت في قبره إلا كالغريق المغوث بفتح الواو المشددة أي الطالب لأن يغاث ينتظر دعوة تلحقه من ابنه أو أخيه أو صديق له فإذا لحقته كانت أحب إليه من الدنيا وما فيها
“Imam Nawawi berkata dalam kitabnya, Al-Adzkar, ‘Para Ulama sepakat bahwa doa pada orang yang meninggal, bermanfaat dan sampai pada mereka‘
diriwayatkan dari Nabi Muhammad ﷺ bahwa sesungguhnya beliau bersabda, ‘Tidak ada perumpamaan mayit di kuburnya kecuali seperti orang tenggelam yang ingin ditolong, mayit menunggu doa yang ditujukan padanya baik dari anaknya, saudaranya atapun temannya. Ketika doa itu telah tertuju padanya, maka doa itu lebih ia cintai daripada dunia dan seisinya” (Syekh Nawawi Al-Bantani, Nihayat al-Zain, hal. 281).
Doakan ahli kubur dengan menghadap ke arah kiblat, tidak duduk di atas kuburan, tidak melangkahi dan/atau menginjak kuburan.
Berikut doa yang bisa dilantunkan saat ziarah kubur.
"Allahummaghfìrlahu war hamhu wa ‘aafìhìì wa’fu anhu, wa akrìm nuzuulahu wawassì’ madkholahu, waghsìlhu bìl maa’ì watssaljì walbaradì, wa naqqìhì, mìnaddzzunubì wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu mìnad danasì.
Wabdìlhu daaran khaìran mìn daarìhì wa zaujan khaìran mìn zaujìhì. Wa adkhìlhul jannata wa aìdzhu mìn adzabìl qabrì wa mìn adzabìnnaarì wafsah lahu fì qabrìhì wa nawwìr lahu fìhì.”
Artinya:
“Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran.”
“Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, istri yang lebih baik dari istrinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.” (HR. Muslim).
3. Merenung dan menjaga sikap
Setelahnya, renungkan keadaan orang yang telah dikubur dan telah terpisah dari keluarga serta orang-orang yang dicintainya.
Orang yang berziarah juga hendaknya merenungkan bagaimana impian mereka yang telah pupus dan bagaimana harta mereka sudah tidak lagi menolong mereka.
Dan renungkan tentang giliran bagi dirinya menjadi orang-orang yang mendahuluinya di mana harta, teman, dan apapun yang dimiliki di dunia kecuali amal saleh, tidak dapat menolongnya.
Selain itu, hindari bicara yang tidak pantas selama ziarah kubur dan jangan hanya berkeliling-keliling saja karena dianggap seperti perbuatan hewan. (*)