Benarkah 21 Desember Tidak Boleh Keluar Rumah? Mengenal Fenomena Solstis dan Dampaknya pada Bumi

Kamis, 15 Desember 2022 | 15:02
kompas.com

Fenomena Solstis

GridStar.ID - Pengguna media sosial dihebohkan dengan pernyataan jika tak boleh keluar rumah saat 21 Desember 2022 mendatang.

Hal ini terjadi karena adanya fenomena solstis.

Dalam video yang disebar melalui TikTok, pengunggah juga mengungkap yang dimaksud dengan fenomena solstis.

Menurut penjelasannya, solstis merupakan gerak semu tahunan matahari yang menjangkau kedudukan di atas garis balik selatan.

Benarkah peristiwa solstis ini akan terjadi pada 21 Desember 2022 mendatang?

Apakah masyarakat juga tidak diperbolehkan untuk keluar rumah?

Menurut peneliti dari Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inoveasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang mengatakan jika fenomena solstis adalah fenomena astronomi biasa.

Tidak ada larangan bagi masyarakat untuk keluar rumah, karena tidak ada kaitannya dengan aktivitas berbahaya apa pun.

Ia juga mengatakan jika solstis juga tidak berkaitan dengan aktivitas kegempaan atau pun vulkanologi.

"Sebenarnya solstis sama sekali tidak berkaitan dengan aktivitas seismik atau kegempaan, solstik juga tidak berkaitan dengan aktivitas vulkanologi," ujar Andi dikutip dari Kompas.com pada Rabu (14/12).

Baca Juga: Fenomena Alam Gerhana Bulan Total pada 8 November 2022 Bisa Diamati di Wilayah Ini

Fenomena solstis terjadi karena sumbu rotasi bumi miring 23,5 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika atau poros kutub utara dan selatan langit.

Kondisi ini terjadi setiap dua kali dalam setahun pada bulan Juni dan Desember.

Di bulan Juni, solstis terjadi karena kutub utara dan belahan Bumi utara condong ke arah Matahari.

Hal sebaliknya terjadi di bulan Desember.

Di bulan ini, belahan Bumi selatan dan kutub selatan condong ke arah matahari.

Akibatnya Matahari terbit dari arah tenggara dan terbenam di barat daya.

Peristiwa solmatis di tahun ini disebutkan bukan terjadi pada 21 Desember 2022 namun 22 Desember 2022.

Dampak solstis bagi bumi adalah perbedaan lama waktu siang dan malam.

Di belahan Bumi bagian utara, panjang siang akan lebih pendek dibandingkan dengan malam hari.

Sedangkan saat solstis Desember, belahan Bumi bagian selatan akan mengalami siang yang lebih panjang dibandingkan malam.

Baca Juga: Masih Bisa Disaksikan! Fenomena 5 Planet Sejajar Akan Berlangsung Hingga Tanggal Ini, Cek Jadwalnya

"Untuk di Indonesia sendiri saat solstis Desember di belahan Bumi bagian utara seperti di Sabang, Miangas, dan Tarakan, itu panjang siangnya hanya 11,5 jam," papar Andi.

Sedangkan di Indonesia belahan selatan, seperti Pulau Rote dan Pulau Timor, durasi siang menjadi lebih panjang dari biasanya, yakni sekitar 12,7 jam. (*)

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya