GridStar.ID - Masyarakat dihebohkan dengan penemuan satu keluarga yang meninggal dunia di satu rumah di Kalideres, Jakarta Barat.
Empat orang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di dalam rumah pada Kamis (10/11).
Empat orang tersebut adalah Rudyanto Gunawan (71) dan sang istri Margaretha Gunawan (68). Lalu, anak dari keduanya bernama Dian (40) dan yang terakhir Budyanto Gunawan (69), ipar dari Rudyanto.
Menurut laporan jika mereka ditemukan meninggal dunia di ruangan yang berbeda-beda.
Polisi belum bisa menyimpulkan penyebab meninggalnya empat orang tersebut.
Otopsi juga telah dilakukan, namun tidak ditemukan tanda kekerasan atau zat berbahaya di organ dalam mereka.
Diketahui keempat orang itu meninggal dalam waktu yang berbeda-beda.
Paling lama ada yang meninggal dunia sejak tiga minggu yang lalu.
Dari hasil otopsi yang dilakukan, tidak ada unsur makanan di organ dalam keempat orang tersebut.
"Terkait tidak ditemukan sisa atau bekas makanan (di organ dalam keempat korban), itu keterangan sementara. Belum tentu menjadi penyebab kematian," kata Kepala Kepolisian Sektor Kalideres AKP Syafri Wasdar pada Sabtu (12/11).
Sebelum ditemukan meninggal dunia, tetangga sempat melihat Rudyanto 2-3 bulan yang lalu.
Ia pun mengungkap jika Rudyanto berjalan menuju rumah dengan kaki yang dibungkus dengan plastik hitam.
"Sekitar 2 atau 3 bulan lalu, saya terakhir ketemu dia," kata Tio, tetangga korban.
"Saya lihat dari sana jalan kaki, tapi kakinya diikat pakai plastik hitam. Begini, diikat gitu. Lalu saya tanya, 'Kaki kenapa?' Tapi (dia) diam saja," ungkap Tio.
Tio mengatakan jika sempat mencium bau busuk yang diduga berasal dari rumah tersebut.
Namun bau tersebut tak terlau menyengat seperti saat ini.
"Pertama cium bau busuk bulan Februari ke Maret (2022). Bau begini juga, cuma baunya enggak begitu menyengat kayak begini," kata Tio.
"Kalau ada angin masuk (baunya), saya pikir bau bangkai nih, tapi saya diemin. Lalu saya panggil tukang untuk mencari-cari di setiap sudut rumah, katanya enggak ada," jelasnya.
Tio akhirnya melaporkan kejadian ini kepada ketua RT karena merasa bau menyengat yang muncul lebih kuat dibandingkan beberapa waktu lalu.
"Tapi sekarang ini lebih menyengat. Sampai masuk ke dalam kamar. Makanya saya enggak tahan. Terus saya lapor RT. Soalnya kan suami saya sakit, tidur di ranjang pakai selang," ungkap Tio.
Tak sampai di sana, saat dilakukan olah TKP, ditemukan beberapa barang seperti semangkuk kapur barus.
Ketua RT, Asiung mengatakan melihat semangkuk kapur barus, lilin merah dan beda di atas meja makan di rumah tersebut.
"Di meja itu ada kapur barus. Kapur barusnya ada di dalam mangkok ditaruh di atas meja makan," ungkap Asiung.
"Saya lihat ada kapur barus, sebelahnya ada lilin warna merah. Di sebelahnya lagi ada bedak muka," ujarnya.
Kapur barus tersebut berada di atas meja makan di dalam rumah tersebut.
Dokter forensik mengatakan jika kapur barus bisa berfungsi untuk menyerap bau.
"Kapur barus kan ada ditemukan di TKP (tempat kejadian perkara), dokter mengatakan bahwa kapur barus bisa menyerap bau," kata Syafri.
Namun belum bisa dipastikan apakah kapur barus tersebut memang sengaja digunakan untuk menghilangkan bau jenazah atau tidak. (*)