GridStar.ID - Kesehatan mental menjadi salah satu hal yang banyak menjadi perhatian akhir-akhir ini.
Banyak orang yang mulai mengangkat mengenai masalah kesehatan mental.
Hal ini pula yang dialami oleh putri dari Mona Ratuliu dan Indra Brasco, Mima Shafa.
Mima Shafa mengungkap jika dirinya mengalami depresi sejak usianya masih sangat muda.
Melihat kondisi sang putri Mona Ratuliu mengaku sangat khawatir dan sedih.
"Kita sih kaget ya, panik, banyak khawatirnya juga."
"Indra sih galau banget, sedih, namanya juga anak perempuan ya."
"Tapi waktu itu aku ngeliatnya Mima butuh pertolongan," terang Mona Ratuliu.
Mereka kemudian fokus terhadap menolong sang putri menghadapi masa sulitnya.
Sebagai seorang anak, Mima juga tak mudah menyampaikan apa yang ada di pikiran dan perasaannya saat itu.
Baca Juga: Anaknya Belum Menikah, Mona Ratuliu dan Indra Brasco Disebut Bakal Jadi Nenek dan Kakek, Ada Apa?
"Bingungnya karena Mima sendiri sulit mengutarakan isi kepalanya juga kan."
"'Mima, apa sih yang dirasain?' Kan dia juga bingung, apa ya? Dia bingung menyampaikan juga."
"Ini nggak mudah sih ya, memang nggak sederhana, prosesnya juga panjang untuk bisa mendampingi Mima," jelas Mona.
Sejak duduk di bangku SD, Mima sudah mengeluhkan kondisi fisiknya yang mendadak sesak napas hingga sakit perut.
Ia pun sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dengan apa yang dikeluhkannya.
"Sebenernya dari SD dia tuh suka ngeluh sesak napas, sakit perut terus minta pulang."
"Itu kita nggak pernah tau penyebabnya apa karena kita bawa ke UGD juga kata dokternya nggak kenapa-napa, kita pikir apa maag," tutur Mona.
"Itu berulang kali, nggak sekali dua kali," timpal Indra.
"Kita pikir apa asma," sambung Mona.
Mereka bahkan sempat memeriksakan kondisi Mima ke dokter spesialis.
Namun dari pemeriksaan yang dilakukan, Mima tak memiliki masalah di paru-paru hingga disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke psikolog.
"Dulu aku gak tau apa-apa, suka sesak nafas, dan tiba-tiba pengen pula ngerasa gak nyaman aja," jelas Mima.
"Karena berkali-kali terkena serangan panik, akhirnya aku dibawa ke psikolog," lanjutnya.
(*)