GridStar.ID - Bulan Ramadhan 1443 Hijriah kurang dari satu minggu lagi.
Seperti biasa, menjelang Ramadhan banyak sembako yang terpantau mulai naik di beberapa wilayah Indonesia.
Kendati begitu, masyarakat diminta untuk tidak menimbun stok.
Selain minyak goreng kebutuhan lain seperti gula, daging, bawang putih, bawang merah hingga terigu juga sudah mengalami kenaikan cukup tinggi.
Kenaikan harga bahan pokok menjelang hari-hari besar juga diketahui terjadi mengingat permintaan yang cukup tinggi di masyarakat.
Untuk itu perlunya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan dan porsi dari tiap individu.
Dalam Ramadhan dan juga Lebaran ini setidaknya ada 3 fase yang harus diperhatikan oleh masyarakat.
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (KIKAPPI) menjelaskan tahapan mengenai kenaikan permintaan dan harga bahan pokok menjelang bulan Ramadhan .
Putri Bilanova, Wakil Sekretaris Jenderal Kajian Penelitian & Pengembangan DPP IKAPPI mengungkap tahapan tersebut dalam tiga fase.
Pertama, masalah kenaikan sembako biasanya akan mulai terjadi pada 3 hari hingga 1 minggu menjelang Ramadhan.
Ini dikarenakan akibat tingginya permintaan dari masyarakat yang dinilainya cukup tingi di mana biasanya kebanyakan warga muslim saat menyambut bulan Ramadhan awal banyak yang menyajikan berbagai hidangan istimewa.
Dengan begitu ia meminta kepada pemerintah untuk dapat menjaga bahan-bahan yang tersedia dengan mengawasi di distribusi dan produksi barang tersebut.
“Kami berharap fase pertama ini pemerintah dapat menjaga pasok bahan-bahan yang ada di pasar dapat tersedia dan distribusi dijaga dengan baik serta produksi dapat diperbaiki,” jelasnya dalam keterangan yang dilansir dari GridFame.id.
Fase kedua yakni kenaikan bisa terjadi pada 3 sampai 7 hari menjelang IdulFitri.
Dalam wakti transisi fase pertama dan kedua, terjadi penurunan permintaan pada waktu pertengahan Ramadhan, kemudian bisa meningkat kembali pada penghujung Ramadhan menuju Hari Raya Idul Fitri.
Dirinya juga mengatakan pada fase kedua banyak terjadi kendala di distribusi karena beberapa komoditas harus terganggu dengan adanya arus mudik Lebaran.
Terakhir, masuk fase ketiga (akhir Ramadhan) setelah Idul Fitri 2-3 hari setelah Lebaran, biasanya banyak komoditas yang sulit untuk ditemui terutama di pasar tradisional karena banyak pedagang yang mudik dan tidak miliki ketersediaan stok.
“Ini juga rawan, dan kami harap pemerintah bisa mengantisipasi fase ini agar masyarakat bisa tersenyum dan lancar menjalankan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2022,” tandasnya.
(*)