GridStar.id -Seorang ibu (KU) di Brebes, Jawa Tengah tega membunuh anak kandungnya, Minggu (20/03).
Ia menganiaya tiga anak kandungnya menggunakan senjata tajam.
Perbuatannya membuat satu anak berusia tujuh tahun tewas di tempat akibat luka di leher.
Sedangkan dua anak lainnya yang berusia 4,5 tahun dan 10 tahun mengalami luka serius di leher dan dada.
Kasusini pun menjadi viral di media sosial dan Google dengan kata kunci pencarianibu gorok anak.
Kini, pelaku sudah diamankan oleh kepolisian setempat.
“Ya memang benar pelaku sudah kami amankan, sekarang di tahanan Mapolres Brebes,” ujar Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) Polres Brebes AKP Syuaib Abdullah dilansir dariKompas.com.
Dari tempat kejadian, pelaku menyita sejumlah barang bukti seperti pisau kater, sprei kasur, bantal, dan telepon seluler.
Pihaknya juga menyebut, hingga saat ini masih terus meminta keterangan sejumlah saksi termasuk tetangga korban yang mendapati awal mula kejadian tersebut.
Syuaib mengatakan, pihaknya belum menetapkan status tersangka kepada pelaku.
Ini karena Polres Brebes masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut tentang motif pelaku.
"Kita harus hati-hati dalam penetapan tersangka karena ada dugaan gangguan kejiwaan," kata Syuaib.
“Penyelidikan lebih lanjut apakah ada gejala depresi ataupun gangguan kejiwaan. Nanti akan panggil ahli kejiwaan,” tambahnya.
Pengakuan Pelaku
Sementara itu, saat ini viral video yang menunjukkan pengakuan pelaku pembunuhan anak kandung tersebut.
Video itu menunjukkan kondisi pelaku yang sedang berada di dalam tahanan.
Dalam video itu, pelaku mengaku ingin disayang sang suami.
"Saya nggak gila, Pak. Saya pengin disayang..sama suami. Tapi suami saya sering nganggur, saya nggak sanggup kalo kontraknya (kerja) habis, nganggur lagi," katanya.
Ia juga mengaku ingin menyelamatkan anak-anaknya.
“Saya cuman mau tobat, sebelum saya mati. Saya cuman mau menyelamatkan anak-anak biar enggak dibentak-bentak,” ujarnya.
Saat ditanya tentang cara menyelamatkan anak, pelaku menjawab, "Mendingan mati saja. Nggak perlu ngerasain sedih. Harus mati biar nggak sakit."
“Kayak saya dari kecil. Tidak ada yang tahu saya memendam puluhan tahun,” sambungnya.
(*)