Bak Fenomena Gunung Es, Kasus Positif Covid-19 Omicron Tembus 11 Ribu dalam Sehari, Ahli Epidemiologi Griffith University: Ini Belum Puncak, Jangan Sampai RS Penuh Duluan!

Senin, 31 Januari 2022 | 12:02
dok.Kompas.com

Omicron meningkat

GridStar.ID - Kasus Omicron di Indonesia terus meningkat.

Bahkan, tingkat penularan varian covid-19 jenis Omicron ini meningkat lebih cepat dengan angka reproduksi di atas 5.

Menurut ahli epidemiologi Indonesia dari Griffith University Dicky Budiman, tingkat penularan kasus ini bak fenomena puncak gunung es.

Peningkatan kasus hariannya bahkan tembus di angka 11.588 pada 29 Januari 2022.

"Kalau Indonesia melaporkan 11.000 kasus bahkan 20.000 sekaligus, itu fenomena puncak gunung es, kita harus sadari ini hitungan matematis yang sangat rasional (dari) pertumbuhan omicron ini yang masa inkubasinya singkat dan angka reproduksinya di atas 5," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Minggu (30/1/2022).

Dicky juga mengatakan, pola pertumbuhan varian omicron juga lebih cepat yaitu 2-3 hari sehingga diprediksi mayoritas masyarakat sudah terinfeksi Omicron.

Namun, kata dia, sekitar 80-90 persen kasus Covid-19 Omicron memiliki gejala ringan dan sedang.

"Ini yang membuat orang enggak aware apalagi Indonesia literasi masyarakat kita terhadap Covid-19 masih sangat harus kita tingkatkan," ujarnya.

Untuk diketahui, angka reproduksi adalah tingkat potensi penularan virus.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Ilmuwan China Sudah Klaim Virus NeoCov Jadi Varian Baru yang Lebih Mematikan Usai Munculnya Omicron

Jika angkanya 1, berarti satu orang pasien bisa menularkan virus kepada satu orang lainnya.

Jika disebutkan angka reproduksinya 5, maka satu orang pasien bisa menularkan virus ke 5 orang lainnya.

Dorong 3T

Dicky mendorong agar pelaksanaan 3T yaitu pemeriksaan (testing), pelacakan kontak erat (tracing) dan perawatan (treatment) ditingkatkan sebagai salah satu upaya mitigasi.

Ia mengatakan, jika peningkatan 3T terlambat dilakukan, akan berdampak pada kelompok rentan seperti lansia, anak, dan penderita komorbid.

"Kalau tidak ada mitigasi yang kuat dalam peningkatan kasus ini, ini akan menyebar ke kelompok berisiko tinggi seperti lansia, komorbid, anak. Jadi ke depan korban bisa terjadi lagi, orang-orang di rawat RS, meninggal itu bisa terjadi," ucapnya.

Lebih lanjut, Dicky mengatakan, peningkatan kasus yang saat ini terjadi, belum mencapai puncak.

Oleh karenanya, ia mendorong agar kapasitas tempat tidur di rumah sakit terjaga untuk pasien gejala sedang hingga berat.

"Kita masih di awal, belum puncak, jangan sampai RS penuh duluan, maka perlu penguatan sistem rujukan selain tadi dideteksi ke komunitas, dan tentu di sini juga dropping dari APD dan pelayanan publik, obat termasuk oksigen perlu dipersiapkan," pungkasnya.

Baca Juga: Innalillahi Wainnaillaihi Rojiun, Bella Shofie Sekeluarga Positif Covid-19 Omicron di Amerika hingga Batal Pulang: Batuk, Demam, Tenggorokan Nggak Enak Banget!

Sebelumnya diberitakan, kasus harian Covid-19 kembali meningkat yaitu sebanyak 11.588 pada Sabtu (29/1/2022).

Penambahan kasus harian tersebut menjadi yang tertinggi sejak 5 bulan terakhir yaitu pada 27 Agustus 2021 dengan jumlah kasus harian saat itu mencapai 12.618.

Dengan demikian, total kasus positif Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 4.330.763.

Adapun penambahan kasus harian Covid-19 diperoleh setelah dilakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 383.401 yang diambil dari 261.050 orang.

Sementara itu, Satgas Penanganan Covid-19 juga melaporkan sebanyak 2.590 kasus sembuh dari Covid-19 sehingga total kasus menjadi 4.133.923.

Selain itu, kasus kematian akibat Covid-19 dilaporkan bertambah 17, sehingga total kasus menjadi 144.285. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Harian Covid-19 Tembus 11.000, Diprediksi Mayoritas Masyarakat Terinfeksi Omicron"

Tag

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari