GridStar.ID - Jangan sampai nyesel baru tahu, ini gelaja dan 5 fakta terkait badai sitokin.
Baru-baru ini pengakuan Deddy Corbuzier alami badai sitokin membuat gempar publik.
Pasalnya, Deddy mengaku nyawanya sudah di ambang kematian karena alami badai sitokin usai covid-19.
Badai sitokin juga telah menyebabkan suami artis Joanna Alexandra, Raditya Oloan meninggal dunia.
"Kondisinya post-covid dengan komorbid asma, and he is going through a cytokin storm yang menyebabkan hyper-inflammation in his whole body. Di tambah lagi ada infeksi bakteri yang lumayan kuat," dikutip Kompas.com dari unggahan Instagram Joanna saat sang suami tutup usia pada Kamis, (6/5/2021).
Melansir dari Kompas.com, simak apa saja 5 fakta badai sitokin menurut dokter termasuk waspadai gejalanya berikut.
Baca Juga: Jangan Sampai Nyesel Baru Tahu, Kenali Gejala Badai Sitokin yang Bisa Berbahaya Bagi Pasien Covid-19
1. Akibat reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh
Konsultan Paru Sub Infeksi RSUP Persahabatan, dr Erlina Burhan MSc SpP(K) mengungkapkan jika virus yang menyerang paru akan menimbulkan reaksi keluarnya sitokin.
Saat tubuh terpapar covid-19, sel darah putih akan memproduksi sitokin.
Jika berlebihan, maka akan muncul badai sitokin.
Sitokin adalah protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh yang berfungsi penting dalam penanda sinyal sel.
2. Peradangan di paru
Erlina juga mengungkapkan pelepasan sitokin ini mempengaruhi perilaku sel.
Sitokin bergerak menuju jaringan yang terinfeksi dan berikatan dengan reseptor sel untuk memicu reaksi peradangan.
Penanggungjawab Logistik dan Perbekalan Farmasi RSUP Dr Kariadi Semarang, Mahirsyah Wellyan TWH., S.Si., Apt., MSc dalam pemberitaan Kompas.com, Sabtu (16/5/2020) mengatkan, sitokin normalnya hanya berfungsi sebentar dan akan berhenti saat respons kekebalan tubuh tiba di daerah infeksi.
Saat alami badai sitokin, sitokin terus mengirim sinyal hingga sel kekebalan tubuh terus diproduksi dan bereaksi berlebihan yang menyebabkan paru-paru meradang.
3. Sebabkan Kematian
Sitokin yang keluar dalam jumlah banyak dan berlebihan membuat paru-paru menjadi sangat padat dan kaku.
Saat paru-paru meradang, sistem imun juga melepaskan molekul beracun untuk virus dan jaringan paru.
Hal ini yang membuat pasien kesulitan bernapas lantaran fungsi paru menurun.
4. Pengobatan
Mahirsyah menjelaskan, interleukin-6 merupakan salah satu jenis sitokin yang terlibat pada proses inflamasi dan kanker.
Pasien badai sitokin biasanya diberikan obat anti-interleukin-6, seperti Tocilizumab dan Sarilumab telah digunakan pada uji klinis pasian Covid-19.
Serta vitamin C untuk menambahkan antioksidan dalam tubuh.
Baca Juga: Profil Raditya Oloan Pangabean, Suami Joanna Alexandra Telah Berpulang
5. Gejala Post Covid-19
Journal of the American Medical Association (JAMA) menunjukkan bahwa Covid-19 tidak dicirikan oleh badai sitokin.
Melansir dari Kompas.com, gejala atau keluhan post covid atau yang juga disebut dengan Long Covid adalah fenomena gejala-gejala yang dialami pasien pasca-terinfeksi Covid-19, seperti halnya yang dialami oleh Raditya Oloan.
Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Karawang dr Nurhayati SpP mengatakan, semakin berat gejala Covid-19, maka akan semakin lama efek yang diderita pasien tersebut.
Gejala yang paling umum terjadi selama post covid atau long covid adalah sakit kepala, myalgia (nyeri otot), kelelahan, pegal-pegal dan lain sebagainya. (*)