GridStar.ID - Vaksinasi perdana digelar pada Rabu, (13/1/2021) lalu.
Setelah Jokowi menjadi orang pertama yang disuntik vaksin covid-19, jajaran menteri dan influencer juga turut divaksinasi.
Menurut Juru Bicara Kemenkes, Nadia Tarmizi, reaksi yang muncul pasca penyuntikan vaksin covid-19 sangat kecil.
Meski demikian, diketahui ada 3 macam reaksi yang bisa terjadi setelah melakukan vaksinasi.
Reaksi ini termasuk reaksi lokal, reaksi sistemik, dan reaksi lain.
Jangan panik, kita bisa menanganinya dengan cara berikut.
1. Reaksi ringan
Reaksi ringan bisa ditangani dengan kompres dingin di area yang nyeri, bengkak, atau kemerahan.
Selain itu penerima vaksin juga dianjurkan meminum paracetamol.
Reaksi ringan sistemik, seperti demam dan malaise (kurang enak badan), penerima vaksin dapat minum air putih lebih banyak, menggunakan pakaian yang nyaman, kompres atau mandi air hangat.
Tindakan ini juga dilakukan jika terjadi reaksi ringan sistemik lainnya seperti nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan lemah, dan sakit kepala.
2. Reaksi berat
Melansir dari Kompas.com, reaksi vaksin berat tidak menimbulkan masalah jangka panjang, apabila tertangani dengan baik.
Adapun untuk reaksi berat lokal dapat berupa selulitis. Selulitis ialah infeksi bakteri di kulit, yang menyebabkan kulit kemerahan, bengkak, terasa panas dan lunak.
Baca Juga: Berbeda dari Jokowi, Ma'ruf Amin Justru Tak Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac, Ini Alasannya
Sementara itu, reaksi berat lainnya berkaitan dengan alergi, seperti urtikaria (biduran), anafilaksis (syok akibat reaksi alergi berat), dan syncope (pingsan).
Bila setelah proses vaksinasi terjadi reaksi berat yang berkaitan dengan alergi, perlu ditangani oleh tenaga medis.
Nadia menambahkan bahwa ada prosedur pasca-penyuntikan vaksin.
Penerima vaksin diimbau untuk menunggu selama 30 menit.
Hal ini untuk mewaspadai reaksi yang terjadi pada penerima vaksin.
"Kan kita sudah tunggu 30 menit setelah penyuntikan, jadi kalau memang misalnya masih ditemukan gejala-gejala ya dilarikan ke fasilitas layanan kesehatan," kata Nadia.
WHO menyarankan, setiap petugas kesehatan yang memberikan vaksinasi harus mengetahui tanda-tanda reaksi alergi dan bersiap untuk segera mengambil tindakan. (*)