GridStar.ID - Hilangnya kontak Sriwijaya Air SJ 182 pada Sabtu, (9/1/2021).
Pesawat Jakarta-Pontianak ini dikabarkan hilang kontak di sekitar Pulau Laki.
Saksi mata di sekitar Pulau Laki mengungkapkan ada suara ledakan yang diduga terjadi saat pesawat nahas ini mengalami kecelakaan.
Baca Juga: Bukan Hanya Cuaca Buruk, 2 Hal Bisa Ini Jadi Penyebab Utama Pesawat Alami Kecelakaan
"Informasi saat ini, ada lost contact Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak SJ 182, ada kontak 14.40 WIB," ujar Juru Bicara Kementerian Perhubungan RI Adita, dilansir dari tayangan TV One.
"(Nelayan) sempat mendengar ledakan dua kali di bawah laut dan dia melihat pesawat jatuh, lagi hujan lebat. Menurut mereka sekitar pukul 2 siang (pesawat jatuh)," kata Surachman dikutip dari siaran langsung Kompas TV.
Berkaca dari kejadian ini, ini yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan nyawa saat terjadi kecelakaan pesawat seperti dilansir dari Kompas.com.
1. Pakaian Bertahan
Hidup Maksud dari pakaian bertahan hidup adalah baju yang mudah dan praktis untuk bergerak dalam keadaan darurat.
"Bayangkan harus melarikan diri dari pesawat yang terbakat," ungkap Cynthia Corbett, spesialis faktor manusia di Lembaga Penerbangan Federal AS (FAA) dikutip dari Scientific American, Selasa (09/07/2013).
Artinya, menggunakan pakaian yang tepat saat akan menggunakan transportasi udara sangat perlu dilakukan.
Pakaian yang dianggap tepat misalnya saja celana dan baju berlengan panjang.
Jenis pakaian ini bisa melindungi kulit kita dari api atau benda tajam.
Menurut laporan Badan Keselamatan Trasnportasi Nasional AS (NTSB), 68 persen penumpang tewas dalam kecelakaan pesawat diakibatkan oleh cedera karena kebakaran yang terjadi pasca-tabrakan.
"Kami lebih senang melihat Anda mengenakan sepatu bertali yang tidak mudah terlepas dan celana panjang," kata Corbett.
"Jeans juga bagus. Saya tahu itu akan sulit digunakan dalam musim panas, tapi celana pendek benar-benar berbahaya," imbuhnya.
2. Memilih Kursi
Sebuah analisis yang dipublikasikan dalam Popular Mechanics pada 2007 menunjukkan pentingnya memilih kursi dalam setiap penerbangan Anda.
Mereka menemukan bahwa penumpang yang duduk di bagian belakang pesawat secara signifikan lebih mungkin bertahan daripada penumpang yang duduk di bagian depan.
Analisis tersebut dihasilkan dari pengamatan terhadap kecelakaan pesawat fatal sejak 1971.
Hasil tersebut mengungkap, orang yang duduk di belakang sayap memiliki peluang 40 persen lebih besar untuk bertahan hidup daripada penumpang di bagian depan pesawat.
Meski begitu, tidak semua kecelakaan pesawat mengikuti pola ini.
Terlepas dari analisis tersebut, Profesor Ed Galea, insinyur keselamatan kebakaran di University Greenwich Inggis menemukan bahwa orang yang bertahan hidup dalam kecelakaan pesawat biasanya duduk di dekat lorong keluar.
Galea menetapkan bahwa kursi di lorong agak lebih aman daripada di dekat jendela atau kursi tengah.
3. Aturan 90 Detik
90 detik pertama pasca kecelakaan pesawat adalah waktu paling krusial.
Dalam waktu yang singkat ini, Anda perlu tetap tenang dan berusaha keluar dari pesawat dengan cepat.
Jika itu terjadi, peluang bertahan hidup akan jauh lebih besar.
Kebanyakan, dalam waktu awal ini, para penumpang jutru mendapat serangan panik dan tidak bisa melepas sabuk pengaman mereka.
Ini mengapa dalam laporan NTSB, banyak korban kecelakaan pesawat ditemukan masih di kursi dengan sabuk pengaman mereka masih terikat.
"Itu sebabnya penting untuk mengetahui apa yang harus dilakukan, bahkan tanpa perintah," kata Corbett.
Alasan lain dari banyaknya korban saat kecelakaan pesawat adalah orang lebih fokus pada koper atau barang pribadi mereka.
Alhasil, Corbet mengatakan, kita mungkin terjebak di pesawat dengan barang-barang tersebut. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Hal Ini Bisa Selamatkan Nyawa Saat Terjadi Kecelakaan Pesawat"