Fakta-Fakta Black Box, Kotak Orange yang Paling Dicari Jika Terjadi Kecelakaan Pesawat, Berisi Rekam Pembicaraan di Kokpit hingga Nyaris Tak Bisa Hancur

Sabtu, 09 Januari 2021 | 20:30
Moh Habib Asyhad

Kotak Hitam, Saksi Mata yang Tak Berwarna Hitam

GridStar.ID - Kecelakaan pesawat menjadi salah satu peristiwa yang paling mengerikan.

Jika terjadi hilang kontak atau tidak terdeteksi radar, pesawat bisa jadi mengalami kecelakaan.

Apabila mengalami kecelakaan, black box atau kotak hitam menjadi barang yang paling dicari.

Baca Juga: Lokasi Ini Diduga Jadi Tempat Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 128, Saksi Mata Temukan Serpihan Bagian Tubuh Manusia

Dalam kotak berwarna orange ini tersimpan memori yang dapat membantu penyelidik mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan pada pesawat.

Fungsi dari kotak ini akan merekam pembicaraan antara pilot dan pemandu lalu lintas udara selama pesawat mengudara.

Baru-baru ini, pada Sabtu, (9/1/2021) pesawat Sriwijaya Air SJ 182 disebut hilang kontak di sekitar Pulau Laki.

Baca Juga: Sejumlah Barang dan Bagian Tubuh Terkait Hilangnya Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Ditemukan di Laut

Meski belum diketahui bagaimana jatuhnya pesawat ini, namun tim pencari telah menemukan serpihan besi, dan serpihan daging diduga potongan tubuh manusia.

Berikut fakta-fakta black box yang paling utama dicari jika pesawat mengalami kecelakaan seperti dilansir dari Intisari Online.com.

Warnanya tidak hitam

Meski disebutkotak hitam, warnanya sebenarnya adalah oranye, tujuannya untuk mempermudah untuk membedakan dengan objek di sekitaranya.

Baca Juga: Pesawat Sriwijaya Rute Jakarta-Pontianak Hilang Kontak, Ini Posisi Terakhir Pesawat Terekam FlightRadar24

Terdiri atas dua bagian

Kotak hitam terdiri atas dua bagian:flight data recorder(FDR) dancockpit voice recorder(CVR). Keduanya wajib bagi semua pesawat komersial dan pesawat pribadi, dan biasanya terletak di ekor pesawat. Posisi peletakan ini untuk memungkinkan agar kotak hitam ini utuh meski terjadi kecelakaan. FDR merekam kecepatan, ketinggian, akselerasi vertikal, dan penggunaan bahan bakar. Jika dulu masih menggunakan sistem kabel untuk merekam data, kinikotak hitamsudah menggunakansistem solid-state memory boards.

Baca Juga: Bukan Ingin Mendahului Takdir, Mbak You Peringatkan Soal Kecelakaan Pesawat di Tanah Air saat Ramal Tahun 2021, Wanti-Wanti Maskapai Ini: Lambang Warna Merah dan Biru

Penemunya orang Australia

Penemunya adalah Dr David Warren, seorang warga Australia. Ayah Warren meninggal dalam kecelakaan pesawat pada 1934. Saat itu, usia Warren masih 9 tahun. Pada 1950-an, Warren menemukan ide untuk menciptakan alat yang bisa merekam data penerbangan dan pembicaraan di kokpit. Ia menulis catatan untuk Aeronautical Research Centre di Melbourne yang disebut sebagai "Peralatan untuk Membantu Investigasi Kecelakaan Pesawat". Australia menjadi negara pertama di dunia yang mewajibkan penggunaan perangkat kotak hitam di pesawat.

Baca Juga: Bukan Sultan Kaleng-kaleng, Inilah Sosok Cucu Konglomerat yang Jogging Saja Dikawal Polisi hingga Borong Semua Tiket Satu Pesawat karena Takut Kena Covid-19 hanya untuk Berlibur

Kotak hitam adalah istilah media

Sebenarnya, istilah kotak hitam hanyalah istilah favorit media. Sebab, para pakar tak menyebutnya demikian. Sejumlah teori menyebutkan asal-usul penggunaan istilahkotak hitam, mulai dari desain awalnya yang konon memang berwarna hitam hingga penggambaran pertama kalinya yang dilakukan seorang wartawan yang begitu kagum dengan alat ini dan menyebutkan, "Wah, ini kotak hitam yang luar biasa".

Baca Juga: Kedatangannya Disambut Massa yang Padati Bandara Soekarno Hatta, Begini Potret Kepulangan Habib Rizieq dari Pesawat, Tanpa Pengawalan?

Hanya menyimpan 2 jam pembicaraan di kokpit

Perekam digital memiliki kapasitas cukup untuk merekam 25 jam data penerbangan, tetapi hanya dua jam suara di kokpit yang disimpan secara otomatis. Alat-alat CVR merekam pembicaraan kru satu sama lain, pembicaraan dengan menara pengawas, dan suara-suara lain di latar belakang.

Baca Juga: Kaget Setengah Mati Lantaran Tekor, Raffi Ahmad Gigit Jari Usai Sesumbar Bakal Biayai Tiket Pesawat Bulan Madu Sule dan Nathalie Holscher: Kirain Berdua, Ternyata...

Bisa sangat lama untuk ditemukan

Kotak hitam dilengkapi dengan alat pemberi informasi lokasi bawah air yang secara otomatis mengirim transmisi begitu menyentuh air. Perangkat ini hanya bisa berfungsi hingga kedalaman air 4 km dan mengirim sinyal sekali setiap detik selama periode 30 hari sebelum baterainya habis. Dalam pencariankotak hitampesawat Air France 447, dibutuhkan waktu dua tahun untuk menemukan dan mengangkat kotak hitam itu dari dasar laut.

Baca Juga: Tajir Melintir Doyan Habiskan Duit untuk Bepergian, Luna Maya Ternyata Ngeri Naik Pesawat Murah, Takut-Takut Ungkap Hal Ini: Gue Gak Enak

Hampir tak bisa dihancurkan

Alat FDR biasanya dibalut dua kali dengan titanium atau baja. Bagian penting yang berisi memory boards telah diujicobakan dengan berbagai cara untuk menguji ketahanannya, termasuk percobaan menghancurkannya dengan api bersuhu 1.100 dejarat celsius.

Baca Juga: Kekayaannya bak Saingi Sultan Andara, Susi Pudjiastuti Blak-blakan Langsung Borong 30 Pesawat dalam Satu Waktu, Buat Sandiaga Uno Tercengang: Kayak Beli Kacang!

Tak secanggih HP

Pasca-peristiwa pesawat MH370 ini, kalangan pakar menyarankan perlunya memperbarui metode koleksi data penerbangan. Dalam industri penerbangan saat ini, para penumpang bisa mengirim SMS, menjelajah internet selama penerbangan, tetapi komunikasi alat perekam data penerbangan tidak terhubung secara langsung (live) ke pihak terkait. Salah satu kendalanya adalah adanya kebutuhan terhadap bandwith dalam jumlah besar untuk mengirim data penerbangan dalam jumlah besar pula. (*)

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : Intisari Online

Baca Lainnya