Dokter Gedung Putih Beberkan Kabar Terkini Donald Trump Pasca Terinfeksi Covid-19, Diberikan Terapi Obat Corona

Minggu, 04 Oktober 2020 | 23:00
Kompas.com

Dokter Gedung Putih Beberkan Kabar Terkini Donald Trump Pasca Terinfeksi Covid-19, Diberikan Terapi Obat Corona

GridStar.ID - Baru-baru ini kabar Donald Trump terinfeksi covid-19 jadi sorotan publik.

Namun, menurut dokter Sean Conley yang menanganinya, Trump tidak perlu oksigen tambahan hingga Jumat, (02/10).

Tim dokter memulai terapi dengan memberikan remdesivir pada Presiden Amerika Serikat tersebut.

Baca Juga: Terawangannya Jadi Nyata, Peramal Buta Ini Sudah Tahu Tumbangnya Donald Trump karena Covid-19, Sebut Kekhawatirannya soal Tuli hingga Tumor Otak

"Sore ini, dalam konsultasi dengan spesialis dari Walter Reed dan Johns Hopkins University, saya merekomendasikan pemindahan Presiden ke Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed untuk pemantauan lebih lanjut," tuli Conley, dikutip dari The Hill, Jumat (2/10/2020).

"Malam ini saya dengan senang hati melaporkan bahwa Presiden baik-baik saja. Dia tidak membutuhkan oksigen tambahan. Tapi setelah berkonsultasi dengan spesialis, kami telah memilih untuk memulai terapi Remdesivir. Dia telah menyelesaikan dosis pertamanya dan sedang beristirahat dengan nyaman," tambahnya.

Dengan pemberian remdesivir, berarti Trump kini telah menggunakan sejumlah terapi untuk virus corona.

Baca Juga: Donald Trump Positif Covid-19 Usai Hadiri Acara Pelantikan Hakim Agung, Hotman Paris Singgung: Pemimpin Indonesia Harus Ambil Hikmahnya, Apakah Pilkada Lanjut?

Sebelumnya, kata Conley, Trump juga diberi suntikan antibodi eksperimental yang dikembangkan oleh Regeneron.

Ia juga mengonsumsi vitamin D, famotidine, melatonin, dan aspirin.

Seperti diketahui, Trump dibawa ke Walter Reed pada Jumat (2/10/2020) malam atau kurang dari 24 jam usai dinyatakan positif Covid-19 beserta istrinya, Melania Trump.

Baca Juga: Dokter Awasi Faktor Usia dan Berat Badan Trump yang Baru Terpapar Covid-19, Khawatir Bisa Tingkatkan Risiko Komplikasi

Ajudan mengatakan dia mengalami gejala ringan, termasuk kelelahan, dan diperkirakan akan menghabiskan setidaknya beberapa hari di rumah sakit militer.

Trump sebelumnya telah mendapat peringatan dari sejumlah dokter karena usia dan berat badannya dapat meningkatkan risiko komplikasi akibat Covid-19.

Seorang dokter perawatan intensif di rumah sakit St Vincent di Melbourne Dr Barry Dixon mengatakan, gejala ringan pada awalnya bukanlah indikator bahwa seseorang akan terhindar dari penyakit yang lebih parah.

Baca Juga: Donald Trump dan sang Ibu Negara Dikabarkan Positif Covid-19, Inilah Sosok yang Diduga Tularkan Virus Corona pada Orang Nomor Satu di Amerika Serikat

Menurutnya, butuh waktu sekitar satu minggu untuk mengetahui apakah kondisi seseorang akan membaik atau menurun dengan cepat.

"Jika Anda melihat seseorang yang baru saja terpapar dan dites positif, biasanya mereka terlihat sehat. Tetapi kami akan memberi tahu pasien tersebut untuk datang ke rumah sakit jika mereka merasa sesak napas," kata dia, dikutip dari The Guardian, Jumat (2/10/2020).

"Karena dalam minggu kedua virus itu, orang dapat berubah dari terlihat sangat baik menjadi sangat busuk bahkan hanya dalam 24 hingga 48 jam. Kemerosotannya cepat dan itu yang kami lihat pada Boris Johnson," sambungnya.

Baca Juga: Mengenal Kamala Harris, Sosok Perempuan Keturunan Indian Afro Amerika yang Akan Dampingi Joe Biden Sebagai Cawapres Sebagai Lawan Donald Trump

Diproduksi oleh Gilead Science, remdesivir merupakan obat pertama yang mendapat izin darurat dari FDA (BPOM AS) untuk digunakan pada pasien Covid-19.

Dalam percobaan yang dilakukan awal tahun ini, pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dan menerima obat tersebut pulih dalam 11 hari, lebih cepat empat hari dibandingkan pasien yang menggunakan plasebo.

FDA menanggapi data ini pada Mei 2020 dengan mengeluarkan otorisasi darurat untuk penggunaan remdesivir pada pasien sakit kritis yang membutuhkan oksigen tambahan.

Baca Juga: Bikin Gempar Dunia, China Bongkar Fakta Soal Laboratorium Senjata Biologis Milik Amerika Serikat di Penjuru Dunia, Kecurigaan Soal Virus Corona Tertuju pada Donald Trump?

Pada Agustus 2020, mereka memperluas persetujuan itu setelah para peneliti menemukan pasien dengan Covid-19 yang tidak terlalu parah tampaknya mendapat manfaat dari pengobatan remdesivir selama lima hari.

Kendati demikian, izin tersebut telah mendapat kritikan dari beberapa ahli yang memklaim tak ada bukti kuat untuk mengeluarkan izin secara luas.

Di Indonesia, obat remdesivir akan segera didistribusikan oleh anak perusahaan Hetero yang bernama PT Amarox Pharma Global berkolaborasi dengan PT Kalbe Farma dalam waktu dekat.

Baca Juga: Bikin Gempar Dunia, China Bongkar Fakta Soal Laboratorium Senjata Biologis Milik Amerika Serikat di Penjuru Dunia, Kecurigaan Soal Virus Corona Tertuju pada Donald Trump?

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Kamis (1/10/2020), Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan, obat tersebut nantinya akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit seluruh Indonesia.

Menurutnya, obat tersebut nantinya akan dijual dengan harga Rp 3 juta per unit. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Covid-19, Pengobatan Donald Trump, dan Penggunaan Remdesivir..."

Tag

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber kompas