GridStar.ID – Masa adaptasi kebiasaan baru alias new normal sering kali membuat kita lengah.
Salah satunya dengan tetap bikin arisan RT, yang dilakukan untuk kedua kalinya.
Tapi ternyata, dari arisan RT tersebut berakibat 16 orang positif Covid-19.
Seperti dilansir dari Kompas.com, 16 orang positif Covid-19 itu berada di salah satu RT pada Pedukuhan Tlogolelo, Kalurahan (desa) Hargomulyo, Kapanewon (kecamatan) Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mereka sedikitnya berasal dari lima keluarga. Mayoritas penderita menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing, dalam satu blok RT yang juga tengah dikarantina.
Beberapa ada yang diisolasi di rumah sakit.
“Yang diisolasi di (RT) sini sembilan orang, sejak hasil swab kami terima semalam. Mereka terdiri lima orang satu keluarga kami jadikan satu. Dua di rumah sendiri-sendiri. Dua lagi masih ada keluarganya, tapi dikondisikan berjaga-jaga,” kata Dukuh (kepala dusun) Tlegolelo, Wisnu Broto di posko penjagaan isolasi, Sabtu (19/9).
Wisnu mengaku prihatin Covid-19 menimpa wilayahnya dalam jumlah yang banyak. Semua diduga terkait dengan sebuah pertemuan RT.
Warga berkumpul di sana untuk menggelar arisan sebagaimana rutinitas kegiatan RT.
Sebenarnya, kata Wisnu, Tlogolelo adem ayem dan baik-baik saja. Belum pernah ada kasus Corona yang menjangkit di sana.
Kegiatan masyarakat mulai berjalan seperti biasa seiring adaptasi kebiasaan baru (AKB). Semua aktivitas kembali berlangsung namun tetap dengan memperhitungkan protokol kesehatan.
Kegiatan olahraga terlihat hidup, seperti voli dan sepakbola, anak-anak bermain, bahkan arisan RT sempat berjalan dua kali.
"Arisan pertama baik-baik saja. Setelah pengundian, didapati arisan berikutnya di rumah keluarga lain tapi di bulan berikutnya," kata Wisnu.
Arisan kedua berlangsung pada awal September di salah satu rumah warga yang kerjanya pedagang ikan. Keluarga ini biasa berdagang ikan ke pasar-pasar dan ke kecamatan sebelah.
Tak lama usai pertemuan RT, salah satu anggota keluarga pedagang ikan ini mengeluh sakit.
Dia laki-laki (64), lantas menjalani perawatan beberapa hari di Puskesmas, kemudian dirujuk ke RS Akademik UGM.
Hasil swab menunjukkan pria ini positif Covid-19, sekaligus menyandang kasus positif ke-93 (KP 93) di Kulon Progo.
Puskesmas segera melaksanakan penyelidikan epidemiologi ke kontak erat KP 93.
Tiga anggota keluarga KP 93 menyusul dinyatakan positif, yakni KP 100, KP 101, dan KP 102. Ketiganya kemudian menjalani isolasi di RS Nyi Ageng Serang dan Rumah Singgah Teratai.
Sejak itu, warga menyepakati untuk mengisolasi satu RT dengan cara memportal jalan masuk blok RT.
Bercermin pada riwayat pertemuan RT di rumah KP 93, maka keputusan isolasi dinilai lebih baik.
“Kami langsung karantina. Dilakukan swab yang ketiga pengembangan dari arisan. Digolei kabeh (dicari semua). Tujuh nama kontak erat di-swab, tiga positif,” kata Wisnu.
Ketiganya jalani isolasi mandiri, yakni KP 108 yang seorang lansia usia 60 tahun, KP 109 seorang lansia 80 tahun, perempuan setengah baya usia 57 tahun menjadi KP 110.
Penyelidikan epidemiologi terus berlangsung. Sebanyak 23 orang lagi menjalani swab.
“Kami baru mendapat kabar semalam bahwa sembilan orang (dari 23) lagi positif,” kata Wisnu.
Semuanya tanpa gejala dan kini menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
“Kabarnya, karena RSUD penuh, maka belum ada tempat. Mereka terpaksa di rumah, sementara menunggu Rumah Singgah Teratai penuh. Sementara masih di rumah yang sembilan ini,” kata Wisnu.
Wisnu mengungkapkan, warga lain tidak tinggal diam. Warga dan petugas dari kantor kelurahan membantu keperluan mereka yang isolasi baik berupa logistik sehari-hari.
“Ada kerja sama dengan pihak desa,” kata Wisnu.
Sementara itu, Mandar asal Karangsari, Purworejo, Jawa Tengah, tampak di sekitar lokasi portal.
Dia membawa sebelas kilogram telur, berkardus-kardus sayur, dan buah. Semua pesanan bagi warga isolasi di sana.
“Ini pesanan warga isolasi. Kami hanya mengirim saja, nanti mereka yang mengambil di sini,” kata Mandar.
Wisnu mengatakan, mereka menggunakan cara ini. Orang luar dilarang masuk, sementara logistik diambil sendiri oleh warga di pintu portal.
Tracing pedagang pasar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo tracing kontak erat keluarga pedagang ikan Tlogolelo ini hingga ke dua pasar, yakni Pasar Pripih di Kokap dan Pasar Glaeng di Temon.
Alhasil, sembilan reaktif dari 177 orang yang ikut rapid test di Pripih dan tiga reaktif di Pasar Glaeng.
“Akan dilakukan swab kepada yang reaktif,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati via pesan.
Baca Juga: Paman Raffi Ahmad, Piet Pagau Dikabarkan Positif Covid-19, Ini Gejala yang Dirasakan Sang Aktor
Gugus Tugas mengungkapkan, hingga Minggu (20/9) sore total positif Covid-19 Kulon Progo mencapai 144 kasus.
Sebanyak 10 dari 140 kasus itu merupakan kasus terbaru, terdiri sembilan kasus asal Tlogolelo dan satu kasus kematian karena positif Covid-19. Kasus kematian menimpa KP 140 asal Kapanewon Sentolo.
“Kasus KP 131–KP 139 memiliki riwayat kontak erat dengan KP 101. Mereka isolasi mandiri dan yang KP 139 di Rumah Singgah Teratai,” kata Baning.
Sementara itu, sebanyak 72 kasus sembuh, 49 positif dan menjalani isolasi mandiri, sedangkan 17 kasus dalam perawatan.
Kulon Progo mencatat empat kematian akibat Covid-19.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Arisan RT Digelar, 16 Orang Positif Covid-19.(*)