Mengenal Kamala Harris, Sosok Perempuan Keturunan Indian Afro Amerika yang Akan Dampingi Joe Biden Sebagai Cawapres Sebagai Lawan Donald Trump

Rabu, 12 Agustus 2020 | 17:01
www.sfchronicle.com

Kamala Harris

GridStar.ID - Joe Biden mengumumkan calon wakil presiden yang akan jadi lawan calon presiden petahana Donald Trump.

Melalui unggahannya di Twitter pda Selasa (11/08) Biden mengumumkan calon wakil presiden yang akan mendampinginya adalah seorang perempuan bernama Kamala Haris.

Melalui unggahannya, Bidden mengaku merasa terhormat bisa memilih Kamala sebagai calon wakil presidennya.

Baca Juga: Genjot Penemuan Vaksin Covid-19, Uji Coba Novavax Buatan Amerika Serikat Diklaim Sudah Berhasil Tunjukkan Hasil Positif pada Pasien Corona, Disebut Siap Pakai di 2021!

“Saya memiliki kehormatan besar untuk mengumumkan bahwa saya telah memilih Kamala Harris sebagai cawapres. Kamala adalah pejuang yang tak kenal takut bertarung untuk kepentingan rakyat kecil dan salah satu pelayan rakyat terbaik,” tulis Biden.

Seperti yang diketahui pemilihan Presiden Amerika Serikat kali ini akan digelar pada 3 November mendatang.

Dikutip dari Kompas.com, berikut ini profil dari Kamala Harris.

Baca Juga: Bikin Gempar Dunia, China Bongkar Fakta Soal Laboratorium Senjata Biologis Milik Amerika Serikat di Penjuru Dunia, Kecurigaan Soal Virus Corona Tertuju pada Donald Trump?

Keturunan Indian-Afro-Amerika

Melansir Britannica, Rabu (12/08), Kamala Harris lahir dengan nama lengkap Kamala Devi Harris pada 20 Oktober 1964 di Oakland, California, AS.

Dia adalah seorang politisi perempuan dari Partai Demokrat yang terpilih sebagai anggota Senat AS, mewakili California pada 2016.

Dia adalah keturunan Indian-Amerika pertama yang menduduki posisi ini, sekaligus menjadi perempuan Afro-Amerika kedua yang menjadi anggota Senat.

Baca Juga: Tak Berdaya Setelah Lepas dari NKRI, Kekayaan Hasil Minyak Bumi Timor Leste Terancam Dikuasai oleh 1 dari 3 Negara yang Dulu Bantu Bumi Lorosae Merdeka

Sebelumnya, Harris menjabat sebagai Jaksa Agung negara bagian California, pada 2011-2017.

Ayah Harris adalah seorang pria Jamaika yang mengajar di Stanford University, sementara ibunya adalah seorang peneliti kanker dan merupakan putri dari seorang diplomat Indian.

Adik perempuan Harris, Maya, berkarir sebagai advokat kebijakan publik.

Harris mendapat gelar sarjana muda (B.A) di bidang ilmu politik dan ekonomi dari Howard University pada 1986.

Dia kemudian meneruskan studinya, dan mendapat gelar sarjana hukum dari Hastings College pada 1989.

Baca Juga: Ada-Ada Saja Akalnya, Donald Trump Kembali Cetus Ide Gila, Berniat Tunda Pemilu Agar Bisa Jadi Presiden Amerika Serikat Lebih Lama dengan Cara Ini!

Menjadi jaksa penuntut

Harris kemudian bekerja sebagai wakil jaksa wilayah (1990-1998) di Oakland.

Ia mendapatkan reputasi sebagai jaksa yang tangguh saat menjadi penuntut kasus kekerasan geng, perdagangan narkoba, dan pelecehan seksual.

Dia kemudian naik pangkat, dan menjadi jaksa wilayah pada tahun 2004.

Baca Juga: Seluruh Dunia Masih Berkutat Uji Coba Vaksin Covid-19, Negara Ini Bikin Amerika Kaget Usai Sesumbar Umumkan Sudah Siap Vaksinasi ke Masyarakatnya!

Pada tahun 2010, Harris terpilih sebagai Jaksa Agung California, menjadikannya wanita pertama dan keturunan Afro-Amerika pertama yang memegang jabatan itu.

Sebagai Jaksa Agung, Harris memiliki keberanian untuk menunjukkan kebebasannya dari tekanan politik.

Misalnya, mengabaikan tekanan administrasi dari Presiden AS saat itu Barack Obama yang memintanya untuk menyelesaikan gugatan nasional terhadap pemberi pinjaman hipotek karena praktik yang tidak adil.

Baca Juga: Kondisi Mencekam di Dalam Pesawat yang Hampir Menabrak Jet Tempur Amerika, Penumpang Alami Cidera hingga Lansia Tergeletak di Lantai

Karier politik

Harris mengumumkan pencalonannya sebagai anggota Senat AS pada 2015.

Ia mencalonkan diri melalui Partai Demokrat. Ia dipandang sebagai bintang yang sedang naik daun dalam tubuh Partai Demokrat.

Dalam kampanyenya, Harris menyerukan reformasi imigrasi dan peradilan pidana, kenaikan upah minimum, dan perlindungan hak reproduksi perempuan.

Ia pun memenangkan pemilu 2016 menjadi anggota Senat AS. Setelah menjabat, pada Januari 2017, Harris mulai bertugas di Komite Seleksi Intelijen dan Komite Kehakiman.

Baca Juga: Janji Manis Ludwig Tak Pernah Terjadi Hingga Buat Jessica Iskandar Melahirkan Sendiri di Amerika, Ibu El Barack: Aku Pernah Ingin Bunuh Diri

Dia menjadi terkenal karena gaya berbicaranya saat rapat dengar pendapat, yang menyerupai gaya bicara jaksa penuntut saat menanyai saksi selama persidangan.

Gaya bicara Harris tersebut terkadang menuai kritik dan sesekali interupsi, terutama dari senator asal Partai Republik.

Pada Juni 2017, dia menjadi perhatian publik karena pertanyaannya kepada Jaksa Agung AS Jeff Sessions, yang bersaksi di depan komite intelijen tentang dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016.

Baca Juga: Konflik Kedua Negara Ini Kian Memanas, China Paksa Warganya yang Tinggal di Amerika untuk Memilih Pulang Kampung atau Bunuh Diri

Harris sebelumnya telah meminta Sessions untuk mengundurkan diri.

Pada Januari 2019, memoar Harris, The Truths We Hold: An American Journey, diterbitkan.

Tidak lama kemudian, Harris mengumumkan sedang mencari dukungan untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrat tahun 2020.

Sejak awal, Harris dipandang sebagai salah satu kandidat terkemuka.

Baca Juga: Harta dan Tahtanya Tak Mampu Beli Restu Ayah Laudya Cyntia Bella, Nasib Panji Trihamodjo Justru Bebanding Terbalik dengan Mantan Istri Engku Emran Usai Persunting Seorang Bule

Namun, pada Desember 2019, dia keluar dari persaingan untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrat.

Pada Agustus 2020, Joe Biden yang merupakan calon presiden dari Partai Demokrat resmi memilih Harris sebagai calon wakil presidennya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulMengenal Kamala Harris, Cawapres yang Akan Dampingi Joe Biden Lawan Donald Trump

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya