Usai Muslim Uighur, Umat Kristen, dan Budha di Tibet Ditekan Habis Kini Tercium Rencana China Disebut-sebut Siap Gempur Vatikan, Ada Apa?

Jumat, 31 Juli 2020 | 18:01
Kompas.com

Usai Muslim Uighur, Umat Kristen, dan Budha di Tibet Ditekan Habis Kini Tercium Rencana China Disebut-sebut Siap Gempur Vatikan, Ada Apa?

GridStar.ID - Bukan berita baru China lagi-lagi ketahuan menyerang negara lain.

Kali ini pemerintahan Xi Jinping bahkan sudah membawa-bawa spionase siber dan spionase online.

Bukan AS yang kini tengah panas hubungan dengan China, Vatikan justru disebut bakal jadi sasaran.

Baca Juga: Lagi-Lagi China Kecolongan, Baru Laporkan Lonjakan Kasus Tertinggi Sejak April Lalu, Warga Khawatir Ada Gelombang Baru

Vatikan menjadi negara yang harus mendapat kerugian setelah menjadi sasaran mata-mata siber China.

Rupanya, serangan China bukanlah serangan mendadak begitu saja.

Negara pimpinan Xi Jinping itu memiliki ketegangan dengan Vatikan semenjak negosiasi sensitif September lalu.

Baca Juga: Kabar Gembira, Vaksin Covid-19 Buatan China Kini Diserahkan pada BUMN PT Bio Farma, Bakal Uji Coba di Indonesia dan Siap Edar 2021

Negosiasi itu adalah mengenai pembaruan kesepakatan rahasia mengenai pengelolaan Gereja Katholik di China.

Xi Jinping mungkin telah mencari keuntungan, lewat bantuan orang dalam untuk mengetahui rencana Vatikan mendekati tawar menawar dengan China.

Hal itu berdasarkan laporan yang dirilis Selasa lalu oleh Recorded Future, firma intel untuk ancaman antar negara.

Baca Juga: Kabar Gembira Penemuan Penangkal Corona, Vaksin Covid-19 Perusahaan Asal China Sudah Mendarat di Indonesia, Produksi Lokal Disebut Bisa Digunakan di Awal 2021 Usai Uji Klinis

Nama grup yang dicurigai antara lain Mustang Panda dan RedDelta, yang mengingatkan kepada dunia sekte pemujaan lengkap dengan jubah dan belati seperti yang ada pada Gereja Katholik zaman pertengahan.

Kala itu, Paus kirim utusan-utusan kuat ke pengadilan kerajaan di seluruh dunia.

Namun laporan itu seperti merujuk cerita-cerita Dan Brown mengenai Gereja Katholik zaman pertengahan daripada analisis data yang selektif.

Baca Juga: Kabar Baik! Vaksin Virus Corona Asal China Ini Sampai di Indonesia dan Akan Diuji Klinis, Kapan Akan Tersedia untuk Masyarakat?

Laporan itu menuduh China menggunakan program perangkat lunak berbahaya untuk masuk ke dalam jaringan internal Vatikan.

"Riset kami temukan kampanye mencurigakan didukung negara China yang menarget pejabat-pejabat Gereja Katholik kelas tinggi sebelum pembaruan perjanjian China-Vatikan pada September 2020 mendatang," tulis para analis dari Recorded Future di laporannya.

Baca Juga: China Bawa Kabar Gembira, Sudah Ada Kandidat Vaksin Corona yang Terbukti Efektif Melawan Semua Strain Covid-19! Pandemi Bakal Segera Berakhir?

Bagian dari rencana komunisme

Menarget Vatikan rupanya disebutkan sebagai langkah China untuk bisa mengatur gereja Katholik yang ada di China.

Perlu diketahui pemimpin gereja Katholik yang ada di China tidak disetujui oleh lembaga negara China Patriotic Association.

Status gereja-gereja itu dan pertanyaan mengenai siapa yang memiliki kuasa untuk menunjuk pemimpinnya adalah pusat negosiasi antara China dan Vatikan.

China sendiri juga memperhatikan detail opini gereja tersebut terkait protes pro-demokrasi di Hong Kong.

Juru bicara Vatikan menolak untuk berkomentar.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri China tidak segera merespon permintaan berkomentar.

Namun dari New York Times yang pertama kali kabarkan berita ini, mengatakan jika pejabat China menyangkal berita itu dan menuduh itu sebagai "spekulasi tanpa dasar".

Baca Juga: Konflik Kedua Negara Ini Kian Memanas, China Paksa Warganya yang Tinggal di Amerika untuk Memilih Pulang Kampung atau Bunuh Diri

Mirip dengan yang dialami Muslim Uighur

Kesadaran bahwa China dicurigai membajak beberapa negara telah menjadi tuduhan pelanggaran HAM melawan kelompok religius minoritas.

Kasus ini sama terjadi dengan Muslim Uighur, kaum Budha di Tibet dan para umat Kristen.

"Tekanan yang disponsori oleh negara melawan semua agama terus meningkat," ujar Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo Juni kemarin, ketika Kementerian Luar Negeri AS merilis laporan mereka mengenai kebebasan beragama di negara-negara di seluruh dunia.

"Hukuman massal yang dihadapi oleh muslim Uighur di Xinjiang terus berlanjut, demikian pula dengan tekanan yang dihadapi para umat Budha di Tibet serta Falun Gong dan kaum Kristen," ujar Pompeo.

Baca Juga: Batik Disebut sebagai Seni Kerajinan dari Negeri Tirai Bambu, Warganet Tanah Air Langsung Ribut di Twitter: Jangan Ngaku Ini Asli China

Bagaimana bisa sampai ketahuan

Grup peneliti di dalam Recorded Future memperhatikan baik-baik "aktor ancaman" online, termasuk pembajak yang disponsori negara di China.

Salah seorang analis Recorded Future yang namanya tidak boleh disebutkan mengatakan "tindakan China ini umum dan telah terjadi beberapa tahun."

Metode pembajaknya juga tidak terlalu canggih, satu libatkan taktik phising, yang rupanya efektif.

Yang lain gunakan surat berduka cita dari Kardinal Pietro Parolin, Menteri Luar Negeri Vatikan, kepada pemimpin gereja di Hong Kong.

Pemimpin gereja di Hong Kong penting dalam negosiasi mendatang itu.

"Tidak jelas apakah surat itu palsu atau memang dokumen resmi yang berhasil mereka dapatkan dan digunakan untuk menyerang gereja di China," tulis laporan tersebut.

Peretas lainnya adalah RedDelta, yang juga disponsori oleh pemerintah. Vatikan sendiri telah diberitahu mengenai hal ini. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari.ID dengan judul:Memang Sering Bikin Ulah, Tapi Polah Tiongkok Ini Benar-benar Keterlaluan Sampai Negara Sesuci Vatikan Jadi Korbannya, Rupanya Karena Permasalahan Sensitif Ini China Berani Nakal

(Maymunah Nasution)

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : intisari

Baca Lainnya