Nasib Nahas, Temani Pendaki Perempuan Buang Air Kecil, Remaja Berusia 18 Tahun Mendadak Hilang dan Ditemukan Tak Bernyawa dalam Kondisi Telanjang Dada, Diduga Alami Hal Ini!

Jumat, 10 Juli 2020 | 08:00
Kompas

Nasib Nahas, Temani Pendaki Perempuan Buang Air Kecil, Remaja Berusia 18 Tahun Mendadak Hilang dan Ditemukan Tak Bernyawa dalam Kondisi Telanjang Dada, Diduga Alami Hal Ini!

GridStar.ID - Satu lagi pendaki gunung ditemukan meninggal dunia di Gunung Lawu.

Kabar duka datang dari remaja berusia 18 tahun bernama Andi Sulistyawan, Senin (06/07).

Melansir Tribun Solo, korban bernama Andi ini adalah warga RT 01/ RW 14, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.

Baca Juga: Teka-Teki Pendaki Gunung Hilang Selama 31 Jam di Gunung Guntur, Tubuhnya Ditemukan dalam Kondisi Setengah Telanjang di Lokasi Ini oleh Penjaga Parkir, Apa yang Terjadi?

Jenazah Andi ditemukan dalam kondisi bertelanjang dada.

"Korban sempat pakai celana hitam, kaus hitam, dan hoodie (sweater) merah," ungkap Relawan Anak Gunung Lawu (AGL), Budi Santoso, dikutip dari Tribun Solo.

Sementara pakaian yang digunakan korban berada tak jauh dari lokasi jasad ditemukan.

Baca Juga: Temukan Pendaki yang Hilang Secara Misterius dalam Kondisi Hampir Telanjang di Gunung Guntur, Tukang Parkir Ini Ungkap Kejadian yang Sama Pernah Terjadi 10 Tahun Lalu

"Kaus dan hoodie terlepas 300 meter dari lokasi penemuan," imbuhnya.

Penemuan jenazah dalam kondisi telanjang itu menguatkan dugaan Budi bahwa mungkin korban sempat mengalami halusinasi dan hipotermia.

Mulanya, Budi mengaku mendapatkan laporan adanya pendaki hilang pada Minggu (05/07).

Baca Juga: Menghilang Secara Misterius di Gunung Guntur, Pendaki Ini Ditemukan Nyaris Telanjang di Dekat Sumber Air dan Hanya Ingat Sedang Tidur di Tenda dengan Temannya

Tim Reaksi Cepat (TRC) lantas mengerahkan pasukan untuk mengecek kebenaran informasi di hari selanjutnya.

Saat itulah diketahui adanya korban meninggal dunia yang menyerupai laporan pendaki hilang.

"Memang benar ada satu korban meninggal dunia dengan ciri-ciri yang sama dengan yang dilaporkan," tutur Budi.

Baca Juga: Viral Tersebar Video Penggerebekan Pasangan Mesum dan Setengah Telanjang dalam Tenda Saat Naik Gunung, Musisi Fiersa Besari Ikut Angkat Suara Semprot Pelaku Perekaman: Selimut Ditarik Paksa, Itu Jauh Lebih Salah!

Saat melakukan pendakian, korban Andi ditemani oleh 5 temannya.

Rombongan itu diperkirakan mulai naik sekitar pukul 16.00 WIB dan mencapai puncak di pukul 22.30 WIB.

Singkat cerita, seorang pendaki bernama Nurhayati mengatakan ingin buang air kecil pada Minggu (5/7) di sepertiga malam, sekira pukul 03.00 WIB.

Baca Juga: Bak Sudah Terawang Jauh-Jauh Hari, Wirang Birawa Tekankan pada Masyarakat Soal Firasatnya Sebelum dan Sesudah Bencana Alam Menggoncang Dua Tempat Ini Secara Berurutan: Catet!

Nurhayati membangunkan temannya agar ditemani buang air kecil.

Namun tidak ada yang terbangun, sedangkan korban Andi saat itu tengah berada di luar tenda.

Andi lantas menolong Nurhayati dan menungguinya buang air kecil di semak-semak dekat tenda.

Baca Juga: Lagi-Lagi Ledakan Misterius Terdengar, Kini Terjadi di Sekitar Merapi BPBD Sleman Lakukan Pelacakan, Apa Hasilnya?

Betapa terkejutnya Nurhayati, ia tak menemukan temannya di lokasi tempat menunggu.

Nurhayati mengira Andi sudah kembali ke tenda, tetapi saat tiba, korban juga tidak ada disana.

Teman-teman pendaki lantas mencari korban dari pos Hargo Dumilah hingga Hargo Tiling. Tetapi korban tetap tidak ditemukan.

Kolase Surya Malang

Korban Andi (Kanan), relawan pencari korban (Kiri)

Baca Juga: Gunung Merapi Alami Erupsi dengan Kolom Abu Setinggi 6 Km, Daerah Ini Diselimuti Hujan Abu di Minggu Pagi

Rombongan memutuskan turun di pukul 13.00 WIB untuk membuat laporan pendaki hilang.

Mereka tiba di basecamp pendakian Cemoro Sewu dan melapor pada 17.30 WIB.

Jenazah korban ditemukan oleh tim di bawah jurang sedalam 7 meter di kawasan Gegerboyo.

Baca Juga: Lagi-Lagi Ledakan Misterius Terdengar, Kini Terjadi di Sekitar Merapi BPBD Sleman Lakukan Pelacakan, Apa Hasilnya?

Budi mengatakan, evakuasi korban sempat terkendala karena Puncak Gunung Lawu diguyur hujan.

Kendati demikian, pihaknya berhasil membawa jenazah naik ke Gegerboyo dan turun gunung guna evakuasi.

Salah satu relawan dari komunitas Anak Gunung Lawu, Budi Santoso, menyebut korban mengalami paradoxical undressing sebelum akhirnya ditemukan meninggal dengan kondisi tanpa baju.

Baca Juga: Ilmuwan NASA Ungkap Matahari Juga Mengalami Lockdown! Akibatnya Bisa Terjadi Letusan Gunung Berapi di Bumi, Cuaca Dingin Ekstrim dan Bencana Kelaparan

"Saat hipotermia sudah di fase yang berat, akan membuat orang tidak sadar dan tidak responsif pada rangsangan. Sebelum hilang kesadaran ada perilaku aneh untuk upaya terakhir bertahan hidup," sebut Budi,melansir Kompas (08/07).

Paradoxical undressing adalah korban merasa kepanasan dan karena ketidaksadarannya melepas pakaiannya satu per satu.

"Dan ingin secepatnya menuju tempat berlindung, perilaku ini disebut Terminal Burrowing," lanjut dia.

(*)

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : kompas, Tribun Solo

Baca Lainnya