Seolah Tak Panik dengan Pandemi Corona, Israel Ternyata Ciptakan Masker Canggih Pembunuh Virus, Seberapa Ampuh?

Kamis, 18 Juni 2020 | 22:00
Tribunnews.com

(ILUSTRASI) Seolah Tak Panik dengan Pandemi Corona, Israel Ternyata Ciptakan Masker Canggih Pembunuh Virus, Seberapa Ampuh?

GridStar.ID - Wabah virus corona membuat seantero dunia kewalahan.

Hingga kini, sejumlah negara sedang mengusahakan vaksin virus covid-19 yang sedang dalam masa tahap uji coba.

Namun, tak kalah penting untuk selalu mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah di era new normal ini.

Baca Juga: Kabar Gembira Penangkal Corona Telah Ada, Obat Covid-19 Karya Anak Bangsa Ini Sudah Terdaftar BPOM dan Segera Beredar Luas di Pasaran, Jangan Asal Konsumi Begini Kata Ahli!

Termasuk di sejumlah negara, masker menjadi barang wajib bawa setelah adanya pandemi covid-19.

Bahkan, di Israel, para ilmuwan sedang mengembangkan penemuan alternatif masker canggih.

Salah satu yang akan diciptakan adalah masker wajah yang dapat menghasilkan panas dengan mengambil daya charger ponsel dan dapat dipakai berulang.

Baca Juga: Tembus 40 Ribu Kasus Covid-19, Ini 10 Daerah Paling Aman dari Infeksi Corona di Indonesia, Jumlah Pasiennya Paling Rendah!

Melalui proses pengisian daya ini, masker diklaim bisa didisinfeksi selama 30 menit dan pengguna boleh memakai masker saat dicolokkan.

Melansir dari Aljazeera, temuan tersebut dilakukan oleh Profesor Yair Ein-Eli, yang memimpin tim peneliti di Universitas Technion di Haifa, Israel.

Masker ini memiliki port USB yang menghubungkan ke sumber daya layaknya sebuah ponsel yang memanaskan lapisan dalam serat karbon hingga 70 derajat celcius, suhu yang cukup tinggi untuk membunuh virus.

Baca Juga: Dilarang Mengobrol di Transportasi Umum, Droplet Bisa Bertahan Selama 15 Menit di Udara, Bahkan Virus Bisa Menempel Selama 5 Hari di Benda yang Kerap Kita Pegang Ini

Melansir dari Kompas.com, hingga Kamis (18/6/2020) pagi, berdasarkan data Worldometers, tercatat ada 8.382.536 kasus infeksi virus corona di seluruh dunia.

Dari angka itu, ada 450.213 kematian, dan 4.377.079 orang sembuh. (*)

Tag

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber Kompas