Awalnya Tolak Keras, Kini Gubernur Sulawesi Tenggara Izinkan 500 TKA China Masuk Jadi Pekerja di Konawe: Kita Tidak Boleh Bertentangan dengan Pemerintah Pusat

Rabu, 17 Juni 2020 | 09:32
Kompas.com

(Ilustrasi) Awalnya Tolak Keras, Kini Gubernur Sulawesi Tenggara Izinkan TKA China Jadi Pekerja di Konawe: Kita Tidak Boleh Bertentangan dengan Pemerintah Pusat

GridStar.ID -Baru-baru ini Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi akhirnya menyatakan perubahan sikapnya terkait masuknya TKA dari China.

Awalnya, Gubernur Sultra ini menolak adanya pembangunan smelter di daerahnya untuk para tenaga kerja asing asal China.

Namun, kini Ali Mazi membolehkan para pekerja asing tersebut datang ke Konawe, Sulawesi Tenggara untuk bekerja.

Baca Juga: Firasat Wirang Birawa Makin Mendekati Kebenaran, Ahli Sebut Vaksin Virus Corona Sudah Dalam Tahap Akhir, Tanda Pandemi Segera Berakhir?

Ali memperbolehkan masuknya 500 TKA asal China itu karena sudah ada izin dari pemerintah pusat. "Kita pemerintah daerah tidak boleh bertentangan dengan pemerintah pusat," kata Ali saat diwawancarai Kompas TV, Selasa (16/6/2020).

Hanya saja, Ali mensyaratkan seluruh TKA asal China yang masuk ke Sulawesi Tenggara harus menjalani protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.

Para TKA itu harus menjalani karantina terlebih dahulu sebelum boleh bekerja.

Baca Juga: Pakai Bukti Foto Satelit, Kebohongan China Soal Virus Corona Dikuliti Habis-habisan oleh Amerika! Ada Apa?

Lebih lanjut, Ali menilai, kedatangan para pekerja asing itu untuk mendukung investasi yang ada Sulawesi Tenggara. "Sehingga pasca-Covid, kita bisa bangkit," kata Ali.

Setelah diizinkan, 500 TKA asal China itu akan datang secara bertahap ke Konawe.

Pada tahap pertama, ada 146 tenaga kerja yang didampingi empat tenaga medis. Mereka dijadwalkan tiba pada 23 Juni 2020.

Baca Juga: Tudingan Panas Amerika: China Dalang di Balik Belum Ditemukannya Vaksin Covid-19

Sebelumnya, Ali dan DPRD Sulawesi Tenggara satu suara menolak kedatangan 500 TKA China yang akan bekerja di Konawe.

Menurut Ali Mazi, penolakan itu dilakukan karena bertentangan dengan susana kebatinan masyarakat Sultra yang tengah berjuang melawan pandemi Covid-19.

"Setelah saya mengetahui informasi itu, langsung mengundang Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan juga DPRD, Danrem, Kapolda, Imigrasi. Kesimpulannya kita keberatan untuk kebijakan memasukkan kembali 500 TKA asal China,” ungkap Ali Mazi pada akhir April 2020.

Baca Juga: Kabar Baik Berakhirnya Wabah Covid-19, Ilmuwan China Klaim Vaksin Virus Corona Miliknya Bisa 99 Persen Berkerja Efektif Usai Uji Coba Tahap 2, Tapi Tak Bisa Dipakai Semua Orang! Apa Alasannya?

External Affairs Manager PT VDNI Indrayanto mengatakan, para TKA tersebut sedianya akan mengerjakan 33 tungku smelter milik PT OSS.

Pengerjaan tungku smelter tersebut diklaim dapat menyerap ribuan tenaga kerja lokal.

Terkait penerimaan ribuan karyawan itu, menurutnya saat ini sudah selesai dilakukan perekrutan.

Baca Juga: Konflik Makin Memanas, Donald Trump Bersikeras Tuding PBB Sebagai Boneka China Hingga Putuskan untuk Keluar dari WHO, Uni Eropa Desak AS Pertimbangkan Ulang

"Jika 500 TKA China sampai tidak jadi didatangkan, maka sebanyak 3.000 lebih tenaga kerja lokal terancam kehilangan pekerjaannya," kata Indrayanto dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Senin (11/5/2020).

"Bisa ada kemungkinan mereka dirumahkan dahulu tanpa mendapat gaji, atau bahkan bisa PHK. Tentunya hal ini tidak kami harapkan, perusahaan juga berusaha agar hal ini tidak terjadi," sambungnya.

Lebih lanjut dikatakan, 500 TKA China itu merupakan tenaga teknis yang bekerja secara temporer dan bukan untuk waktu lama. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sempat Menolak, Kini Gubernur Sultra Izinkan 500 TKA China Bekerja di Konawe

Tag

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber kompas