GridStar.ID - Nasib apes menimpa seorang pria hanya karena sekotak kondom.
Pria ini menuntut ganti rugi pada perusahaan alat kontrasepsi karena menganggap kualitas produknya buruk.
Akibatnya pria ini gagal mencegah kehamilan sang istri.
Dilansir dari The Sun Daily dan World of Buzz, Kamis (11/06) pria bermarga Wang tersebut mengakui saat itu ia dan istri sedang ingin melakukan hubungan intim.
Namun keduanya sepakat untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Hal ini lantaran ia dan sang istri telah memiliki 2 orang anak dan tak ingin menambah momongan lagi.
Namun setelah melakukan hubungan suami istri, pria ini sadar bahwa kondom yang ia gunakan berlubang dan bocor.
Panik, ia akhirnya pergi membelikan pil kontrasepsi untuk istrinya untuk mencegah kehamilan.
Keesokan harinya, pria yang bermarga Wang ini kembali melakukan hubungan intim dan sekali lagi menemukan lubang pada merek kondom yang sama.
Kekesalannya semakin menjadi-jadi kala pil kontrasepsi yang dikonsumsi sang istri ternyata tak bekerja dengan baik hingga kehamilan tak bisa dihindari.
Nahasnya, saat hamil, sang istri sempat menderita beberapa komplikasi yang disebabkan karena trauma dan stres.
Melansir The Sun Daily lantaran mengancam kondisi kesehatannya, kehamilan tersebut akhirnya harus diaborsi demi menyelamatkan nyawa sang istri.
Kekesalannya memuncak karena sampai mengalami hal tak menyenangkan seperti ini, pria ni langsung marah dan melayangkan protes ke apotek tempat ia membeli kondom.
Tak hanya itu, ia juga menuntut ganti rugi pada perusahaan alat kontrasepsi yang menyebabkan istrinya hamil itu.
Mengutip dari Sina via World of Buzz, ia mengklaim bahwa apotek dan perusahaan tersebut telah menjual kondom palsu.
Sementara itu, pihak apotek mengatakan jika produk yang dijualnya asli, sehingga mereka berniat melakukan tindakan hukum kepada pihak penyuplai kondom tersebut untuk meminta kompensasi.
Perusahaan yang menyuplai kondom tersebut akhirnya setuju untuk membayar kondom dan kontrasepsi yang sebelumnya Wang beli.
Namun, perusahaan tetap bersikeras mengatakan jika kondom yang mereka produksi dan pasarkan tak bermasalah.
Tim layanan kustomer bahkan sempat mempertanyakan apakah cara Wang menggunakan kondom sudah benar atau belum.
Jika memang belum, tim jasa layanan menawarkan bantuan panduan cara pakai.
Saat ditanya seperti itu, Wang sempat ragu dan tak yakin dengan jawabannya sendiri.
(*)