GridStar.ID - Saat ini Jepang telah mencabut status darurat nasional sejak Senin, (25/05) lalu.
Tercatat, Jepang memiliki kasus infeksi covid-19 sebanyak 16.804 kasus dengan tingkat kesembuhan 14.406, dan 886 kematian berdasarkan Woldmeters.
Jepang dinilai cukup baik mengatasi pandemi corona dengan rasio kematian hanya 5,3 persen.
Dilansir dari Business Insider, Kamis (28/05) ternyata Jepang menerapkan imbauan khusus yang simpel, yakni menghindari 3C.
Jadi, semua masyarakat yang ada di wilayah negara tersebut harus menghindari 3C yang merupakan closed spaces (ruangan tertutup), crowded places (tempat ramai), dan close-contact (kontak dekat).
Ruangan tertutup yang dimaksudkan di sini adalah tempat publik yang sirkulasi udaranya tertutup, misalnya museum, bioskop, dan sebagainya.
Prinsip menghindari 3C ini ternyata terbukti ampuh diterapkan di sana.
Pekan ini, Jepang mengumumkan masa tanggap darurat di wilayahnya sudah berakhir.
Banyak yang kemudian mengaitkan kesuksesan itu dengan pesan imbauan 3C yang disampaikan pemerintah.
Jadi, pemerintah Jepang tidak lah menyampaikan imbauan sebagaimana banyak dilakukan pemerintahan lain, seperti menjaga jarak sejauh sekian meter, namun menggantikannya dengan imbauan 3C ini.
Kampanye 3C ini juga disampaikan bukan hanya sebagai cara menghindari transmisi virus corona, namun disebutkan sebagai perubahan cara hidup yang bisa diimplementasikan dalam jangka waktu panjang, tidak hanya saat pandemi Covid-19 ini saja.
Imbauan ini pun banyak mendapat pujian, salah satunya dari profesor politik internasional dari Public University Hokkaido, Kazuto Suzuki, lewat tulisannya di The Diplomat.
“Model ini memungkinkan kegiatan ekonomi (tetap berjalan) pada tingkat tertentu dan tetap memberi kebebasan orang untuk bergerak.
Dengan demikian lebih berkelanjutan dalam jangka panjang daripada model yang lebih memberatkan seperti penguncian,” kata Suzuki.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 3C, Rahasia Jepang Kendalikan Covid-19 Tanpa Berlakukan Lockdown