Berkaca dari Negeri Sakura, Meski Tanpa Lockdown, Jepang Berhasil Tekan Angka Penularan Covid-19 dengan 3C, Apa Itu?

Senin, 01 Juni 2020 | 06:30
kyodonews

Jepang

GridStar.ID - Virus corona telah tersebar di berbagai negara di bumi ini, termasuk Jepang.

Namun meski warga Jepang ada yang terinfeksi Covid-19, namun tak ada penerapan lockdown di negara ini.

Dikutip dari Kompas.com, hingga Minggu (31/05), kasus positif Covid-19 di Jepang mencapai 16.804 kasus dengan pasien sembuh mencapai 14.406 orang sedangkan jumlah pasien meninggal 886 orang.

Baca Juga: Tak Bisa Kunjungi Makam Ashraf Sinclair Selama Pandemi Covid-19, Mertua BCL Hadiahkan Benda dari Makam Anaknya Untuk Menantu: Semoga Bisa Selalu Mengingatkan Kita Padamu

Jepang dinilai cukup baik dalam mengatasi pandemi ini dibandingkan negara lainnya yang melakukan lockdown.

Berkaca dari negeri Sakura, inilah yang dilakukan pemerintah Jepang untuk mengatasi pandemi tanpa dilakukan lockdown.

Jepang menghindari 3C, yaitu closed spaces (ruangan tertutup), crowded places (tempat ramai), dan close-contact (kontak dekat).

Baca Juga: Kabar Duka dari Maia Estianty, Salah Satu Keluarganya Meninggal Dunia Karena Corona, Istri Irwan Mussry Beri Peringatan Tegas: Masih Anggap Remeh Covid-19?

Yang dimaksud dengan ruangan tertutup adalah tempat publik dengan sirkulasi udara yang tertutup, seperti museum, bioskop dan yang lain.

Dengan menghindari 3C ini rupanya cukup ampuh menekan penularan virus corona di negara ini.

Penerapan 3C ini nantinya juga tetap akand dilakukan dalam waktu yang panjang, tak hanya saat pandemi ini terjadi.

Baca Juga: Tak Langsung dari Wuhan, Virus Corona di Indonesia Datang dari 3 Jalur Ini Sebelum Sampai ke Tanah Air, Menurut Ahli

Dengan model ini, Jepang tetap bisa bergerak dan tidak melumpuhkan kegiatan ekonomi masyarakatnya.

“Model ini memungkinkan kegiatan ekonomi (tetap berjalan) pada tingkat tertentu dan tetap memberi kebebasan orang untuk bergerak. Dengan demikian lebih berkelanjutan dalam jangka panjang daripada model yang lebih memberatkan seperti penguncian,” kata profesor politik internasional dari Public University Hokkaido, Kazuto Suzuki. (*)

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya