GridStar.ID – Seorang Wali Kota harusnya menjadi pemimpin dalam gerakan pencegahan penangan wabah Covid-19.
Tapi sosok Wali Kota ini justru melakukan sebaliknya, dengan melanggar aturan pandemi Corona yang sudah dibuat pemerintah setempat.
Akibatnya, Wali Kota tersebut dicari polisi untuk ditangkap.
Seperti dilansir Kompas.com dari Daily Mail, Kamis (21/5), Wali Kota melanggar aturan itu berasal dari salah satu wilayah di Peru.
Dia disebutkan pura-pura mati setelah ketahuan melanggar aturan mencegah virus corona, dengan minum-minum bersama temannya.
Jamie Rolando Urbina Torres, Wali Kota tersebut, berbaring di peti mati sambil mengenakan masker, saat hendak ditangkap di Tantara, Peru, Senin malam (18/5).
Polisi menerangkan, sang Wali Kota ditangkap karena sudah melanggar jam malam untuk mencegah virus corona.
Saat itu, Urbina Torres ketahuan tengah minum-minum dengan temannya. Bahkan, si pejabat publik itu mabuk saat penegak hukum mendatanginya.
Tidak dijelaskan di mana Urbina Torres dan temannya mabuk-mabukan, atau mengapa sampai ada peti yang digunakannya untuk pura-pura mati.
Sang pejabat publik sebelumnya sudah dituding terlalu menganggap remeh wabah ini. Dia tidak menerapkan standar keselamatan di seluruh kota.
Tantara, begitu juga dengan tempat lainnya di seluruh Peru, secara resmi memberlakukan lockdown dari pemerintah pusat 66 hari lalu.
Namun, warga lokal yang marah mengungkapkan, Urbina Torres hanya memenuhi aturan itu selama delapan hari. Setelah itu dia mengabaikannya.
Dia menjadi sasaran kemarahan warganya dalam pertemuan kota pada 9 Mei. Bahkan, pejabatnya menyerang balik ketika Torres memberi pembelaan.
Dia juga dituduh gagal untuk memberlakukan pemeriksaan keselamatan, untuk memastikan warga yang berada dari luar tak bisa masuk Tantara.
Kawasan Amerika Selatan kini menjadi episentrum baru Covid-19, di mana baik kasus infeksi dan kematiannya meningkat cepat melebihi wilayah lain di dunia.
Region tersebut kini sudah melaporkan 2,1 juta kasus penularan Covid-19. Jauh lebih banyak dari episentrum sebelumnya, Eropa, dengan 1,9 juta kasus.
Benua Biru memang masih menjadi kawasan dengan jumlah korban meninggal terbanyak dengan 169.000. Namun, angka kematian harian di Amerika Latin mengkhawatirkan.
Peru melaporkan 104.020 konfirmasi positif penularan dan 3.024 korban meninggal. Berada dalam jajaran empat besar negara yang paling terdampak.
Total, kini ada lebih dari lima juta kasus positif di seluruh dunia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sempat melaporkan 106.000 kasus harian yang jadi jumlah tertinggi.
Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul Langgar Aturan Cegah Virus Corona, Wali Kota Ini Pura-pura Mati.(*)