GridStar.ID - Kasus virus corona di Indonesia masih menunjukan peningkatan.
Sudah 3 bulan lamanya virus jenis baru ini mewabah di Indonesia.
Meski pandemi masih berlangsung, ada sejumlah kabar baik yang dapat disimak soal kondisi dan penanganan virus corona di Indonesia.
Berikut adalah beberapa kabar baik yang terjadi dalam sepekan terakhir:
1. Jumlah pasien sembuh terus meningkat
Menurut data yang diumumkan oleh pemerintah pada hari Minggu (17/05), ada 218 kasus kesembuhan baru.
Artinya, jumlah total pasien sembuh dari virus corona di Indonesia menjadi sebanyak 4.129 orang.
2. 6 provinsi tidak laporkan kasus baru
Pada hari Minggu (17/05), dari 489 kasus baru yang dikonfirmasi, 6 provinsi tidak melaporkan adanya kasus baru di wilayahnya.
Ada pun 6 provinsi tersebut adalah Aceh, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat.
3. Ilmuwan Jabar temukan 2 alat pendeteksi corona
Melansir Kompas.com, Kamis (14/05), para ilmuwan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) menemukan dua alat baru yang dapat mendeteksi virus corona atau Covid-19.
Ketua Tim Riset Diagnostic Covid-19 Unpad Muhammad Yusufmenjelaskan bahwa Deteksi CePAD atau rapid test 2.0 dapat lebih cepat dalam mendeteksi virus.
4. Pemerintah datangkan lagi cartridge mesin TCM
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyebut bahwa pemerintah telah mendatangkan 6.300 alat konversi berupa cartridge untuk mesin tes cepat molekuler (TCM) untuk mendeteksi Covid-19.
"Kami sudah mengirimkan 6.300 cartridge ke 64 rumah sakit di 64 kabupaten/kota di 30 provinsi" kata Yuri sebagaimana dikutip Kompas.com, 13 Mei 2020.
5. Kemenristek berhasil kembangkan alat tes Covid-19
Presiden Joko Widodo menyebut bahwa Kementerian Riset dan Teknologi dan Badan Riset Industri Nasional telah berhasil mengembangkan sejumlah peralatan untuk melakukan tes virus corona Covid-19.
Ia berharap bahwa produksi massal dapat dilakukan pada akhir Mei atau awal Juni mendatang.
"Sehingga kita tidak tergantung lagi pada produk-produk impor dari negara lain," ujar dia.
(*)