GridStar.ID - Sudah hampir 5 bulan pandemi virus corona mewabah di dunia.
Di Indonesia sendiri sudah 17.025 kasus terkonfirmasi hingga hari ini (16/05).
Paranormal Ki Kusumo mencoba melihat wabah virus corona yang sedang menyerang Indonesia.
Ki Kusumo mengungkap bahwa wabah Covid-19 ini sama seperti sebuah peristiwa di masa lampau.
"Jika dalam kepercayaan kami, orang Jawa pasti ingat dengan yang namanya peristiwa Betara Kala," ungkap Ki Kusumo pada Minggu (22/03) dilansir dari Wartakotalive.com.
Betara Kala secara diartikan sebagai Dewa Kala yang berarti jika memang sudah waktunya, sudah ada tandanya, manusia tak bisa melawannya.
Melansir Gridpop.ID, Ki Kusumo melihat bahwa pandemi corona merupakan bentuk alam menyeimbangkan dirinya.
"Ada satu kepercayaan lain yang menyatakan bahwa alam ini perlu diseimbangkan," jelasnya.
Manusia, sering kali melakukan hal yang merusak alam, yang membuat bumi yang semakin tua semakin rusak.
Kerusakan yang dilakukan oleh manusia membuat keseimbangan di muka bumi terganggu.
"Pengaturan sebuah sistem yang begitu alami berjalan dengan sendirinya," tutur Ki Kusumo.
Ki Kusumo memandang Covid-19 bagaikan suatu musibah yang sering terjadi di masyarakat Jawa.
"Sebagai orang Jawa saya melihatnya, jika tiba-tiba terjadi Pageblug. Seperti misalnya ada peristiwa hama belalang dimana-mana. Lalu bagaimana kita mengatasinya? Waktu itu, ada yang namanya ritual sehingga belalangnya pergi," ungkapnya.
Wabah apapun yang ada, sejatinya telah diatur oleh sang Pencipta.
"Bagaimanapun hal-hal tersebut ada yang mengatur," ungkapnya.
Ki Kusumo melihat bahwa wabah Covid-19 harusnya diisi dengan doa yang bisa mendekatkan manusia dengan sang Pencipta.
"Ayo kita lakukan sebuah proses ritual keheningan jiwa, kita mengingat bahwa kita ini siapa dan berasal dari mana. Kita bagaimana dan harus apa?" ungkapnya.
Ki Kusumo mengatakan wabah ini merupakan peringatan agar manusia berbuat lebih baik lagi.
"Saya berfikir bahwa ini adalah peringatan dari alam semesta. Ini adalah Pageblug yang akan kita sikapi," pungkasnya.
(*)