Pemerintah Iran Sediakan 10.000 Lubang Pemakaman Massal Covid-19 Padahal Hanya 5.000 Kasus Kematian yang Dilaporkan, Begini Penjelasan WHO

Kamis, 30 April 2020 | 09:00
Kompas.com

Pemerintah Iran Sediakan 10.000 Lubang Pemakaman Massal Covid-19 Padahal Hanya 5.000 Kasus Kematian Terkonfirmasi, Begini Penjelasan WHO

GridStar.ID-Virus corona atau covid-19 saat ini merupakan kejadian luar biasa bagi dunia.

Virus yang disebut-sebut berasal dari kelelawar ini setidaknya tercatat sudah menginfeksi jutaan orang di seluruh belahan dunia.

Puluhan ribu di antaranya meninggal dunia, namun tak sedikit pula orang yang dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Lantaran Ulah Ngeyel Manusia, Denny Darko Ungkap Penerawangan Mengejutkannya Soal Gelombang 3 Wabah Covid-19, Ada Apa?

Tak hanya itu, di Indonesia banyak beredar berita tentang warga yang ramai-ramai menolak jenazah Covid-19 di lingkungan mereka.

Oleh karenanya, pemerintah sendiri berinisiatif untuk menyediakan lahan khusus sebagai makam massal para jenazah Covid-19.

Sama seperti di Iran, dikutip dari Tribun Style, viral video penampakan 10.000 lubang kuburan massal Covid-19 di Iran, meski begitu, pemerintah setempat hanya mengkonfirmasi 5000 meninggal dunia karena virus corona.

Baca Juga: Belum Ada Vaksin Khusus Corona, Ahli Dunia Kini Uji Obat Penyakit Sejuta Umat yang Disebut Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19, Apa Itu?

Sebuah rekaman video beredar di dunia maya memperlihatkan keluarga sedang berkabung di sebuah kuburan massal virus corona di Iran.

Dilansir dari Daily Star dan The Sun, Selasa (28/04), Rekaman yang diambil di pemakaman Behesht-e Zahra, Kota Teheran menunjukkan deretan lubang kuburan yang kosong.

Tampak lubang-lubang tersebut adalah kuburan massal yang dibuat untuk para korban virus corona.

Baca Juga: Kabar Baik, Vaksin Covid-19 Diperkirakan Bakal Siap Diproduksi China pada Bulan September, 3 Vaksin Selesai Fase Uji Coba

Dari rekaman itu juga terlihat seorang pria terlihat berdiri di atas lahan kosong yang dipenuhi dengan tumpukan batu untuk menutupi jenazah virus corona.

Pemakaman Behesht-e Zahra adalah kuburan terbesar Iran yang dapat menampung hingga 1,6 juta mayat.

Mojtaba Yazdani, wakil walikota Teheran mengatakan kepada kantor berita negara, IRNA, bahwa 10.000 kuburan tambahan dibangun untuk korban virus corona.

Baca Juga: Bak Angin Segar, Virus Corona di Indonesia Diprediksi Mulai Berakhir Bulan Juni, Peneliti Singapura Ungkap Covid-19 Hilang 100 Persen dari Bumi pada Desember: Jangan Lengah Tetap Waspada Hal Ini!

Namun jumlah kuburan dan jumlah korban jiwa berbanding terbalik dengan laporan pemerintah setempat.

Dilansir dari Worldometers, jumlah kasus Covid-19 di Iran mencapai 92.584 kasus.

Dilaporkan secara resmi oleh pemerintah bahwa 5.877 orang telah meninggal dunia karena virus corona dan 72.439 berhasil sembuh.

Baca Juga: Kementrian Kesehatan Malaysia Ungkap Ada 70 Persen Kasus Covid-19 di Negeri Jiran Impor dari Indonesia

Dengan data per hari ini, kasus Covid-19 aktif di Iran sebanyak 14.000 lebih kasus aktif.

Kesaksian aktivis dan ahli di Iran

Aktivis oposisi Iran - yang mengutip sumber-sumber lokal - mengkhawatirkan bahwa jumlah kematian bisa saja 10 kali lebih tinggi dari angka resmi yang dilaporkan pemerintah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya juga telah mengatakan bahwa jumlah kematian Iran bisa lima kali lebih tinggi mengingat kurangnya pengujian.

Baca Juga: Jadi Negara Tertinggi Wabah Covid-19 di Dunia, Baru-baru Ini Tercatat Kasus Keracunan di AS Meningkat Usai Donald Trump Sebut Suntik Disinfektan Bisa Lawan Corona

Daily Star

10.000 kuburan masal baru di Teheran, Iran.

Rick Brennan, Direktur Operasi Darurat di WHO mengatakan:

“Jumlah kasus yang dilaporkan hanya mewakili sekitar seperlima dari jumlah sebenarnya."

"Alasannya adalah bahwa kurangnya pengujian, seperti halnya di beberapa negara Eropa, semua terbatas dan yang dilaporkan adalah kasus parah."

Baca Juga: Bucin Setengah Mati dengan Boneka Seksnya, Binaragawan Ternama Ini Harus Bersedih Pernikahan dengan Kekasih Plastiknya Tertunda Karena Covid-19

Pusat penelitian parlemen Iran mengatakan total resmi hanya menghitung mereka yang meninggal di rumah sakit dan yang dites positif terkena virus sebelum mereka meninggal - yang berarti jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.

Iraj Harirchi, Wakil Menteri Kesehatan, mengatakan kepada harian Aftab-Yazd setiap hari bahwa tingkat kematian virus corona "lebih tinggi di antara orang miskin".

Daily Star

10.000 kuburan masal baru di Teheran, Iran.

Dia menjelaskan:

"Mereka kurang memiliki akses ke perawatan kesehatan dan layanan medis.

Baca Juga: Bawa Kabar Baik, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sebut Kasus Corona di Jakarta Alami Penurunan Pesat Akibat Penerapan PSBB!

"Dampak virus terhadap ekonomi akan lebih memengaruhi orang miskin."

"Mereka yang berisiko kehilangan pekerjaan dan mereka yang bekerja paruh waktu akan lebih menderita."

(*)

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : Twitter, Tribun Style

Baca Lainnya