GridStar.ID - Wabah virus corona di Tanah Air semakin melonjak setiap harinya.
Kasus covid-19 ini telah mencapai angka 2ribu lebih pasien.
Kini, masyarakat tengah menjalankan physical distancing seperti imbauan pemerintah guna memutus penyebaran covid-19.
Setiap ornag diimbau menjaga jaraknya sekitar 1 hingga 2 meter dengan orang lain.
Namun, baru-baru ini penelitian menyebut jika virus corona bisa menyebar dalam jarak 8 meter.
Melansir dari Kompas.com, penelitian tentang virus corona baru ini pun terus dilakukan yang menghasilkan berbagai temuan.
Salah satunya yakni, tetesan yang mengandung virus corona disebut dapat menyebar hingga 27 kaki atau sekitar 8,2 meter saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Keterangan ini disampaikan oleh seorang peneliti MIT yang mempublikasikannya dalam Journal of the American Medical Association (JAMA).
Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa "awan gas" dari pernapasan dapat menyebar pada jarak 23 hingga 27 kaki atau sekitar 7-8 meter.
Mengutip Business Insider, profesor di MIT dan ahli di bidang dinamika cairan Lydia Bourouiba ini, menyarankan perbaikan aturan jarak fisik untuk membatasi risiko paparan virus corona.
Dia juga menggarisbawahi kemampuan virus untuk menyebar lebih luas dari yang telah dilaporkan sebelumnya.
Selain itu, konsensus ilmiah juga butuh diperbarui untuk secara penuh dapat menangani pandemi ini.
"Meskipun upaya seperti strategi social distancing atau physical distancing di waktu sekarang cukup kritis, tetapi mungkin tampak mengejutkan bahwa pemahaman saat ini tentang rute penularan dalam penyakit infeksi pernapasan didasarkan pada model penularan yang dikembangkan tahun 1930-an," tulis Lydia sebagaimana dikutip The Independent.
Ia menambahkan, adanya kombinasi yang beragam dari fisiologi seorang individu pasien dan kondisi lingkungan seperti kelembapan dan suhu, tetesan yang mengandung virus corona dalam berbagai ukuran ini dapat mencapai jarak 23 hingga 27 kaki.
Lydia juga menyebut bahwa peralatan medis yang digunakan mungkin menjadi tidak efektif.
"Sementara, keefektifan masker bergantung pada kemampuan masker untuk menangkap atau mengalihkan tetesan yang mengandung virus ini," kata Lydia. (*)