Jadi Negara dengan Jumlah Positif Virus Corona Terbanyak Selain China, Singapura Nol Korban Jiwa Covid-19, Ternyata Kuncinya Ada di Ini hingga Pakai CCTV!

Kamis, 19 Maret 2020 | 11:30
aljazeera

Pemerintah Sedang Coba Minimalisir Penularan Virus Corona, Masyarakat Kini Dibuat Kelimpungan dengan Masalah Lainnya

GridStar.ID - Pada akhir Januari 2020, Singapura sempat menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak selain China.

Meski begitu, hingga kini (18/03), tidak ada kematian akibat virus corona di negara seribu satu larangan ini.

Dilansir SCMP (18/03), jumlah kasus di Singapura 266 kasus dengan 0 kematian.

Baca Juga: Tak Hanya dengan Kontak Langsung Benda-Benda Ini Juga Bisa Media Perantara Virus Corona dan Bertahan Berhari-hari! Ini Cara Bersihkannya

Melansir Kompas.com (18/03), intervensi adalah kuncinya, selain itu penelusuran yang teliti, menjaga jarak sosial, dan karantina yang ditegakkan.

Semuanya dikoordinasikan oleh seorang pemimpin yang bertindak cepat dan transparan.

Singapura hanya butuh waktu 2 jam untuk mengungkap rincian pertama tentang bagaimana pasien tertular virus corona dan orang yang mungkin mereka infeksi.

Baca Juga: Kini Sering Muncul di Layar Kaca karena Tangani Wabah Virus Corona, Jubir Achmad Yurianto Ngaku Sampai-Sampai Bercanda dengan Istri Cuma Lewat WhatsApp: Guyon di WA, yang Penting Tidak Ada Dusta di Antara Kita!

Pemerintah dapat dengan mudah mengetahui: Apakah mereka bepergian ke luar negeri?

Apakah mereka memiliki hubungan ke salah satu dari lima kelompok (kluster) penularan yang diidentifikasi di seluruh negara?

Apakah mereka batuk pada seseorang di jalan? Siapa teman dan keluarga mereka, serta teman minum dan rekan mereka dalam beribadah?

Baca Juga: Malaysia Putuskan Lakukan Lockdown Demi Kurangi Penularan Virus Corona, Kini Malah Buat Negara Tetangga Kerepotan

Di Singapura, informasi seperti detail tempat pasien tinggal, bekerja, dan bermain dirilis dengan cepat secara online.

Singapura memanfaatkan CCTV dan catatan imigrasi untuk mengungkapnya, selain itu Singapura memiliki 140 pelacak kontak yang menjabarkan riwayat kasus setiap pasien.

Mereka bekerjasama dengan polisi dan layanan keamanan setempat, pengendalian penyakit melanggar kebebasan individu, tapi masyarakat Singapura mau menerima perintah atau aturan dari pemerintah untuk kesehatan bangsanya.

Baca Juga: Deretan Sinetron Indonesia Ini Mulai Peduli dengan Penularan Virus Corona, Warganet: Akhirnya Sinetron Punya Manfaat

Aturan saja tidak cukup, masyarakat juga harus tertib mengikuti aturan yang dibuat pemerintah.

Hal itu memungkinkan orang lain melindungi diri mereka sendiri. Pemerintah juga memiliki klinik khusus untuk epidemi.

Selain itu pemerintah mengeluarkan pesan resmi yang mendesak masyarakat untuk mencuci tangan dan mengatur tata cara bersin selama flu.

Baca Juga: Menyejukan Hati, Ajak Sesama untuk Bantu Tenaga Medis Melawan Corona, Selebgram Ternama Ini Tergerak Hatinya Galang Dana Mencapai 2 Miliar Lebih

Kebijakan lain yang dibuat Singapura adalah pelarangan wisatawan mulai akhir Januari, Singapura menjadi salah satu negara yang melarang wisatawan dari China.

Di negara berpenduduk 5,7 juta orang itu, pemerintahnya mengembangkan kemampuan untuk menguji lebih dari 2.000 orang per hari, pengujian sampel itu gratis.

Demikian juga perawatan medis untuk semua penduduk, orang yang diketahui dekat dengan pasien dimasukkan ke dalam karantina wajib untuk menghentikan penularan lebih lanjut.

Baca Juga: Panik Suaminya akan Terpapar Virus Corona, Andi Soraya Tega Lakukan Hal Gila Ini Supaya sang Suami Tetap di Rumah

Hampir 5.000 orang telah diisolasi, mereka yang menghindari perintah karantina dapat menghadapi dakwaan pidana.

Semua pasien pneumonia di Singapura diuji coronavirus, begitu juga orang-orang yang sakit parah.

Kasus positif telah diidentifikasi di bandara, di klinik pemerintah dan, paling sering, melalui pelacakan kontak.

Baca Juga: Ditodong Pertanyaan Perihal Berakhirnya Virus Corona, Mbak You Beri Jawaban yang Mencengangkan dan Sebut Harapan Ini: Ada yang Bisa Menghentikan!

Sistem kesehatan masyarakat di Singapura telah dibangun bertahun-tahun, beberapa tahun yang lalu, Singapura menghadapi wabah SARS, kini mereka telah belajar.

Pemimpin program pelacakan kontak di Singapura Kurupatham mengungkapkan, selama masa damai mereka merencanakan penanganan epidemi seperti ini, dia telah bekerja 16 jam sehari selama 2 bulan.

Direktur program penyakit menular di Duke-National University of Singapore Medical School Linfa Wang mengatakan, pemerintah sangat transparan dan karena angka (yang besar itu) berarti pemerintah sangat efektif dalam melacak dan mengisolasi setiap kasus.

Baca Juga: WHO Tunggu BTS Praktekkan Cara Mencuci Tangan yang Benar untuk Cegah Virus Corona, Ikuti Jejak Arnold Schwarzenegger, Yura Yunita, dan Gordon Ramsay

Hingga Selasa (17/03) malam, Singapura memiliki 266 kasus yang dikonfirmasi, hanya sebagian kecil yang merupakan misteri, hampir 115 pasien telah keluar dari rumah sakit.

Saat ini Singapura sudah tidak mengkhawatirkan transmisi lokal atau penularan dari orang-orang dari dalam negeri, tapi sekarang mereka berfokus pada kasus-kasus impor atau imported cases. (*)

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : scmp, kompas

Baca Lainnya