Warga India Ramai-Ramai Tenggak Urine Sapi, Percaya Bisa Jadi Obat Mujarab Virus Corona: Kami Sudah Minum Urine dan Mandi Kotoran Sapi 21 Tahun dan Tak Merasa Perlu Konsumsi Obat Luar Negeri

Senin, 16 Maret 2020 | 09:00
Mirror

Warga India Ramai-Ramai Tenggak Urine Sapi, Percaya Bisa Jadi Obat Mujarab Virus Corona: Kami Sudah Minum Urine dan Mandi Kotoran Sapi 21 Tahun dan Tak Merasa Perlu Konsumsi Obat Luar Negeri

GridStar.ID - Wabah virus corona membuat sejumlah negara kalang-kabut karena jumlah pasien terjangkit yang meningkat.

India juga telah melaporkan kembali ada 2 kasus kematian dari pasien pengidap virus corona di New Delhi.

Namun, sistem medis di India mengaku sudah siap mengantisipasi lonjakan pasien virus corona.

Baca Juga: Kondisi Badannya Tidak Ada Keluhan Panas dan Batuk, Pasien Anak Positif Corona di Yogyakarta Sempat Jalan-Jalan di Depok, Sri Sultan Hamengkubuwono X: Mohon Doanya Agar Segera Sembuh

Kini, sejumlah tempat dan fasilitas pubik ditutup seperti gedung-gedung, teater, gym, kolam renang, serta pusat perbelanjaan.

"Kami tidak akan menutup hotel, restoran, dan mal."

"Tetapi warga harus menghindari tempat ramai," kata Kepala Menteri Negara Bagian Karnataka, Uddhav Thackeray dilansir dari Instiasari Online.

Baca Juga: Suaranya Bergetar Lantunkan Azan dengan Lafaz Tak Biasa, Muazin bak Tahan Tangis Saat Kumandangkan Seruan Salatlah Kalian di Rumah Akibat Virus Corona: Shollu Fi Rihaalikum

Walau begitu, nyatanya warga India masih khawatir tentang merebaknya virus corona.

Dan untuk menangkal wabah virus corona, sejumlah kelompok agama Hindu melakukan sesuatu.

Dilansir dari independent.co.uk pada Sabtu (15/03), sebuah kelompok Hindu mengadakan pesta minum air seni sapi pada hari Sabtu (14/03).

Baca Juga: Cerita Pasien yang Sembuh dari Corona, Ungkap Satu Kunci Utama Lawan Virus Covid-19

Mereka melakukannya karena mereka percaya hal ini dapat menangkal virus corona.

Sebab banyak orang Hindu yang menganggap sapi itu adalah hewan suci dan sebagian meminum air seni karena percaya bahwa itu memiliki khasiat obat.

"Pesta" yang diselenggarakan oleh sebuah kelompok yang disebut Akhil Bharat Hindu Mahasabha (Seluruh India Hindu Union) di markas besarnya di ibukota negara.

Baca Juga: Kesaksian 8 Pasien yang Sembuh Total dari Virus Corona, Mereka Akui Sempat Rasakan Hal Ini hingga bak Rasakan Mukjizat Tuhan Didiagnosa Sembuh dengan Sendirinya

Dilaporkan kegiatan ini dihadiri oleh 200 orang, dan penyelenggara berharap untuk menyelenggarakan acara serupa di tempat lain di India.

"Kami telah minum urine sapi selama 21 tahun."

"Kami juga mandi kotoran sapi."

Baca Juga: Awalnya Alami Sesak Nafas Menteri Perhubungan RI positif Virus Corona, Kini Budi Karya Dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta Pusat, Begini Kondisi Terakhirnya

"Dan kami tidak pernah merasa perlu untuk mengkonsumsi obat-obatan dari luar negeri," kata Om Prakash, seseorang yang menghadiri pesta itu.

Chakrapani Maharaj, kepala Persatuan Hindu Seluruh India, berfoto-foto ketika ia meletakkan sendok berisi urine sapi di dekat wajah karikatur virus corona.

Para pemimpin dari partai nasionalis Hindu Perdana Menteri Narendra Modi telah menganjurkan penggunaan urine sapi sebagai obat dan obat untuk kanker.

Baca Juga: Sudah Dinyatakan Negatif pada 3 Maret Lalu, Pasien Meninggal Dunia yang Dirawat di RS Dr Hafiz Cianjur Ternyata Positif Virus Corona, Pihak Rumah Sakit Buka Suara

Seorang pemimpin dari negara bagian Assam di India timur laut mengatakan kepada anggota parlemen negara bagian awal bulan ini selama sesi pertemuan bahwa urine sapi dan kotoran sapi dapat digunakan untuk mengobati virus corona.

Apa kata ahli mengenai hal ini?

Faktanya, para ahli telah berulang kali menyatakan bahwa urine sapi tidak menyembuhkan penyakit seperti kanker dan tidak ada bukti bahwa itu dapat mencegah virus corona.

Baca Juga: Viral Video Wedding Organizer Semprot Hand Sanitizer Guna Cegah Virus Corona ke Tamu Undangan Sebelum Bersalaman dengan Pengantin, Warganet: Aku sih, Yes!

Apalagi sudah disebutkan oleh WHO bahwa hingga saat ini, virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 138.000 orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 5.000 orang, itu tidak memiliki obat ilmiah.

Oleh karenanya, pemerintah di seluruh dunia berjuang untuk mengendalikan penyebaran pandemi ini.(*)

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : Intisari

Baca Lainnya