GridStar.ID -Kamis kemarin (20/02) kabar duka menyelimuti dunia medis China khususnya Wuhan karena seorang dokter meninggal akibat Corona.
Dokter tersebut adalah Peng Yiunha yang merupakan seorang dokter pernapasan di distrik Jiangxia, Wuhan.
Ia dirawat di rumah sakit sejak terinfeksi virus tersebut pada 25 Januari yang lalu.
Peng kabarnya berencana menikah pada liburan Tahun Baru China ini dengan seorang perempuan yang identitasnya disembunyikan.
Namun, keduanya sepakat untuk menunda prosesi pernikahan tersebut karena Peng perlu untuk merawat pasien yang terinfeksi virus Corona terlebih dahulu.
Meninggalnya Peng ini menjadikan dirinya salah satu dari setidaknya 8 tenaga medis yang telah meninggal akibat infeksi virus Corona.
Total 1.700 tenaga medis di China telah terinfeksi virus ini akibat kontak dengan pasien ketika merawat di rumah sakit.
Dikabarkan bahwa Peng bahkan masih belum sempat menyebar undangan yang ia simpan di laci mejanya.
Informasi meninggalnya dokter Peng ini cepat menyebar ke penjuru China dan warga di sana beramai-ramai mengenang sang dokter melalui media sosial Weibo.
Baca Juga: Demi Para Pasien Virus Corona, Perawat Perempuan di China Ini Cukur Rambutnya Hingga Gundul
Banyak dari warga China yang menyebut dokter Peng sebagai pahlawan karena meregang nyawa ketika sedang berjuang mengobati pasien.
"Dia kuat dan optimis," kata seorang pasien di rumah sakit Jiangxia yang mengenal dokter Peng.
"Kami tidak akan melupakan para pahlawan ini," tulis salah seorang pengguna media sosial Weibo.
Baca Juga: Saaih Halilintar Sesumbar Tak Takut Virus Corona, Netizen: Kalo Kena Jangan Heboh ya Lu!
Peng merupakan tenaga medis termuda yang meninggal akibat Corona dibandingkan dengan tenaga medis lainnya yang telah terlebih dahulu berpulang.
Virus corona sendiri merupakan virus yang membunuh orang tua atau orang dengan sistem imun yang agak lemah.
Berdasarkan data terbaru diBusiness Insider, sekitar 29% dari orang yang terinfeksi virus tersebut adalah tenaga medis di rumah sakit.
Situasi yang memaksa mereka bekerja berhadapan langsung dengan pasien Corona membuat mereka rentan untuk terinfeksi virus tersebut.(*)